Hukum Membaca Al-Qur’an di Kuburan Menurut 4 Imam Mazhab

Rodi Ediyansyah

Lampung dot co – Iqro | Pemakaman bahagia ialah pemakaman yang sering dikunjungi. Orang yang sudah meninggal dunia, ia juga meninggalkan apa-apa yang ia miliki di dunia. Merasa kesepian, sendirian, tiada teman, tiada orang untuk diajak mengobrol. Yang tersisa di dunia hanyalah buah amal dan keluarga. Alangkah beruntung ketika seseorang yang meninggal dunia, ia masih memiliki keluarga yang rajin mengunjungi rumah barunya.

Alangkah tidak beruntung, ketika ia meninggal dunia, keluarga malah ribut soal harta warisan. Kondisi makam tak terawat dan daun-daun yang berguguran ke permukaan makamnya tiada yang membersihkan. Kondisi makam yang serupa ini tak terhitung lagi jumlahnya. Kehujanan pun tiada peduli. Seolah-olah ia tidak ada dan tidak pernah terlahir ke dunia.

Tentang Ziarah Kubur Musiman

Paling tidak, kita pernah atau kerap melihat kegiatan ziarah musiman. Apa itu ziarah musiman? Tak bukan dan tak lain adalah ziarah yang dilakukan setahun sekali, misalkan pada waktu menjelang masuk bulan Ramadhan. Kebiasaan ini belum luntur di beberapa daerah. Anak-ayah pergi ke kuburan. Mereka membaca Al-qur’an, bershalawat, dan juga membersihkan area sekitar.

Bukankah itu pemandangan yang indah? Meskipun hanya setahun sekali, penghuni kubur tentu akan senang karena beban azab mereka diringankan oleh keluarga sendiri. Mungkin mereka saat itu sedang dipalu, dicacah, disembelih, ditusuk, dirayapi ular ganas yang beracun, dan beragam siksaan yang tersedia. Namun, berkat doa dan bacaan Al-qur’an dari anak dan cucu, ia bisa bernapas lega karena untuk sementara siksaan itu terhenti.

Kalau saja ia bisa bicara, tentu yang diucapkan pertama kali adalah ungkapan terima kasih. Membaca Al-qu’an dan berdoa termasuk kegiatan yang ringan di lidah, tapi berat di niat. Siapa yang bisa melewati hal ini, tentu ia termasuk manusia-manusia pilihan. Sebab, lebih banyak orang yang bicara harta dan dunia daripada kematian dan akhirat. Sementara doa dan membaca Al-qur’an tidak bisa dikomersilkan.

Hukum Membaca Al-Qur’an di Kuburan

Pertanyaan berikutnya, apakah hukum membaca Al-qur’an di sisi kubur itu boleh dilakukan? Untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya kita kembalikan lagi ke asalnya. Tentu saja kembali pada Al-qur’an dan Al-hadits. Sebab, dua warisan terindah dari Rasulullah Saw hanya dua pegangan itu.

Dari Abdullah ibnu Umar, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda: ‘Apabila salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka janganlah kalian menahannya, segerakan ia ke kuburnya, bacakan di sisi kubur dengan Al-Fatihah dan di sisi kedua kakinya dengan akhir surat Al-Baqarah”. (HR. At-tabrani)

Seorang mayat yang jasadnya ditahan-tahan di rumah, hal itu akan menyulitkan proses penyatuan kembali ke tanah. Apabila mayat itu meninggal dunia akibat penyakit yang bisa menular, tentu akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Lagi pula hal itu jelas berseberangan dengan perintah Rasulullah Swa. Kita diciptakan dari tanah, dan ketika meninggal, akan kembali pula ke tanah. Semakin cepat semakin baik.

Pendapat 4 Imam Mazhab

Imam Syafi’i dan para ulama lainnya yang ber-madzhab Syafi’i berpendapat bahwa membaca sebagaian dari Al-qur’an di sisi kubur itu sangat dianjurkan. Misal, seperti di hadits di atas: surat Al-Fatihah dan akhir surat Al-Baqarah. Namun, apabila ada di antara peziarah yang mampu mengkhatamkan Al-qur’an secara keseluruhan pada saat itu juga, maka hal itu lebih utama.

Para ahli fikih telah berpendapat tentang hukum membaca Al-qur’an di sisi kubur. Menurut madzhab Syafi’i dan Imam Muhammad bin Al-Hasan hukumnya dianjurkan, disebabkan sifat keberkahan yang dimiliki Al-qur’an itu sendiri. Menurut Imam Ahmad bin Hambal hukumnya boleh. Sementara menurut Imam Maliki dan Imam Hanafi hukumnya makruh.

Pendapat para ulama

Dari banyaknya pendapat ulama yang membolehkan bacaan Al-qur’an di sisi kubur menjadi sinyal bagus untuk kita agar bisa meringankan beban azab yang dipikul oleh para penghuni kubur, misal kakek kita. Tapi, lebih banyak mana, orang yang berziarah atau yang tidak peduli dengan kegiatan ziarah?

Wallahu a’lam bish-shawab

Rodi Ediyansyah

Rodi Ediyansyah merupakan salah satu editor media online Lampung.co yang bertugas mencari, menyunting dan menerbitkan naskah berita atau artikel dari penulis. Kontak rhodoy@lampung.co

Tags

Related Post

Ads - Before Footer