fbpx
Connect with us

Penyakit

Asma: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati (Komprehensif)

Asma dapat menyerang orang-orang dari segala usia, baik muda atau tua. Orang yang menderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif daripada orang normal.

 2,655 kali dilihat

Published

on

Asma
Ilustrasi penyakit Asma : Foto: Ist.

Lampung.co – Asma adalah penyakit peradangan pada saluran pernapasan yaitu paru-paru. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti batuk dan sesak napas. Penderita perlu mengetahui bagaimana mengelola dan mengontrol penyakitnya, karena gejala dapat memburuk tergantung pada tingkat parahnya penyakit. Tindakan profesional seringkali diperlukan untuk mencegah peningkatan penyakit atau bahkan semakin parah.

Apa Itu Asma?

Pengertian asma adalah penyakit pernapasan kronis yang ditandai dengan sesak napas akibat peradangan dan penyempitan saluran udara. Asma dapat menyerang orang-orang dari segala usia, baik muda atau tua. Orang yang menderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif daripada orang normal.

Saat paru-paru terpapar asma, otot-otot saluran napas mengencang dan menyempit. Ini juga meningkatkan produksi lendir atau dahak dalam organ pernapasan. Kombinasi gejala tersebut menyebabkan penderita mengalami asma.

Penyebab Asma

Sebelum mengetahui cara mengatasi dan mengobati asma, penting untuk memahami apa penyebab asma. Dengan mengetahui penyebab asma, penyakit dapat terkontrol dengan baik sebelum menimbulkan gejala berlanjut. Penyebab asma yang pasti masih belum diketahui. Para peneliti percaya bahwa interaksi faktor genetik dan lingkungan dapat menyebabkan asma.

Sampai saat ini, penyebab yang seringkali menjadi pemicunya adalah asap rokok, bulu hewan, udara dingin, debu, infeksi virus, genetik, perubahan cuaca ekstrem, stres, dan paparan zat kimia. Sedangkan faktor yang sering menyebabkan di awal kehidupan adalah kecenderungan mengembangkan alergi (atopi), infeksi pernapasan tertentu di masa kecil, kontak dengan beberapa alergen udara pada usia dini, dan orang tua yang memiliki asma.

Gejala Asma

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik pada saluran nafas yang melibatkan banyak sel-sel inflamasi seperti eosinofil, sel mast, leukotrin dan lain-lain. Inflasi kronik ini berhubungan dengan hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan episode berulang dari mengi (wheezing), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk terutama pada malam dan pagi dini hari, kejadian ini biasanya ditandai dengan obstruksi jalan nafas yang bersifat reversible baik secara spontan atau dengan pengobatan (sumber).

Gejala asma yang terlihat pada penderita termasuk batuk, sesak nafas, mengi (suara nafas berbunyi) atau bengek, dada sesak dan nyeri, riwayat keluarga asma, dan riwayat alergi. Gejala-gejala ini yang juga ditandai dengan adanya faktor-faktor yang memicu asma mungkin secara berulang atau hilang timbul. Penderita bisa merasakan gejala memburuk pada malam hari, dan sembuh secara spontan tanpa pengobatan.

Keluhan gejala bisa dialami oleh penderita penyakit lain. Penderita asma memiliki keluhan dengan karakteristik yang lebih spesifik. Karakteristik tersebut seperti bertambah parah di pagi atau malam hari, hilang timbul dalam hari yang sama, dipicu oleh olahraga, alergi, dan nafas berlebihan saat emosional.

Cara Mengobati Asma

Adapun beberapa cara mengobati asma sebagai berikut.

Meredakan Gejala

Memeriksa diri ke dokter adalah jalan yang paling utama untuk meredakan gejala. Karena asma sangat terpacu pada gejala yang berkelanjutan, maka meredakan gejala menjadi salah satu faktor utama mengobati asma. Pengobatan asma ke dokter akan mencegah gejala kambuh serta Anda akan memperoleh obat untuk mengobatinya.

Mengatasi Serangan Akut

Apabila penderita mengalami serangan akut, lakukanlah pertolongan utama. Pertolongan tersebut adalah dengan memposisikan penderita untuk duduk tegak, semprot inhaler untuk asma dan perhatikan untuk menyemprotnya maksimum 10x setiap 30-60 detik, tunggu selama 4 menit.

Pencegahan Asma

Untuk mencegah asma, Anda bisa melakukan beberapa upaya berikut.

  1. Menghindari pemicu. Menghindari pencetus dan sebab dari asma adalah hal yang utama.
  2. Menjaga kebugaran. Walaupun menderita asma, Anda tidak boleh beralasan tidak olahraga. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan kemampuan nafas Anda.
  3. Pemeriksaan secara teratur. Jangan menunda jadwal kontrol. Selalu lakukan pemeriksaan teratur supaya tau perkembangan asma.
  4. Jangan abaikan tanda-tanda asma. Segera konsultasikan ke dokter agar bisa mendeteksi penyakit sedini mungkin.

Itulah beberapa hal mengenai asma. Selalu jaga kesehatan badan dan lingkungan agar tidak terpapar penyakit. Selain itu, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter saat merasakan gejalanya.

 2,656 kali dilihat,  1 kali dilihat hari ini

Hairun Nisa merupakan salah satu penulis untuk media online Lampung.co yang menulis artikel topik kesehatan termasuk kecantikan serta yang relevan dengan keahliannya.

Penyakit

Epilepsi: Penyebab, Ciri-ciri dan Cara Pengobatan yang Tepat

Walaupun tidak menular, penyakit epilepsi bersifat kronik, sehingga dapat mengganggu kualitas hidup dan membutuhkan biaya cukup banyak

 20,848 kali dilihat,  250 kali dilihat hari ini

Published

on

Epilepsi
Ilustrasi penyakit Epilepsi | Foto: Ist.

Lampung.co – Kesehatan | Pernahkah Anda melihat orang yang tiba-tiba mengalami kejang hingga tergeletak? Jangan berburuk sangka dahulu dengan mengira orang tersebut sakau. Bisa jadi, orang tersebut sedang menderita epilepsi atau ayan.

Dikutip dari Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Epilepsi merupakan salah satu penyakit kronik dengan angka kejadian tinggi khususnya di negara berkembang, penyakit epilepsi bersifat kronik, sehingga dapat mengganggu kualitas hidup dan membutuhkan biaya cukup banyak.

Yuk, cari tahu lebih dalam tentang pengertian epilepsi, penyebab, dan cara pengobatannya!

Pengertian

Epilepsi adalah penyakit dimana seseorang mengalami kejang secara berulang kali dan tiba-tiba. Epilepsi atau ayan dapat terjadi ketika adanya kerusakan atau perubahan di dalam sel otak.

Perlu Anda ketahui, bahwa otak manusia terdiri dari neuron atau sel-sel saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf yang menggunakan impuls listrik dalam menghantarkan rangsangan. Pada seseorang terkena epilepsi dan kejang, impuls listrik dihasilkan secara berlebihan dan menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tak terkontrol.

Penyebab Epilepsi

Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja dan usia kapan saja tanpa terkecuali. Namun, umumnya kondisi ayani sudah terjadi sejak masa kanak-kanak dan berisiko berlanjut ke fase dewasa. Epilepsi terbagi menjadi dua berdasarkan penyebab terjadinya, yaitu:

Epilepsi idiopatik (epilepsi primer)

Jenis epilepsi di mana penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa ahli menduga bahwa kondisi ayan jenis ini disebabkan oleh faktor genetik yang dapat diturunkan.

Epilepsi simptomatik (epilepsi sekunder)

Jenis epilepsi yang penyebabnya sudah bisa diketahui secara medis yakni kerusakan struktural di otak. Beberapa penyebabnya termasuk luka berat di bagian kepala, tumor, stroke, maupun infeksi otak.

Adapun faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terjadinya epilepsi, antara lain:

  1. Usia anak-anak dan lansia
  2. Anggota keluarga ada yang menderita epilepsi
  3. Cedera pada kepala berat
  4. Stroke dan penyakit pembuluh darah yang dapat menyebabkan kerusakan otak
  5. Demensia
  6. Infeksi otak dan peradangan pada otak atau sumsum tulang belakang
  7. Riwayat kejang di masa kecil akibat demam tinggi

Gejala atau Ciri-ciri Epilepsi

Gejala utama yang paling mencolok dari epilepsi yang dapat Anda lihat pertama kali yaitu kejang. Akan tetapi, bentuk kejang berupa kaku dan lemas secara cepat dan tiba-tiba, terkaget-kaget, atau seperti terdiam dan kemudian terjatuh.Seringnya gejala kejang terjadi berulang kali pada penderita. Berikut penjelasan detail mengenai kejang pada penderita ayan.

Kejang parsial dimana otak yang mengalami gangguan hanya sebagian

  1. Parsial simpel yang menyebabkan pengidapnya tidak sampai kehilangan kesadaran
  2. Kejang parsial kompleks yang mempengaruhi kesadaran pengidapnya, sehingga membuatnya terlihat seperti bingung atau setengah sadar kemudian kehilangan kesadaran

Kejang umum terjadi di sekujur tubuh dan berpengaruhi pada bagian otak secara keseluruhan, biasanya disertai dengan:

  1. Mata yang terbuka saat kejang
  2. Terkadang disertai suara atau teriakan saat mengalami kejang
  3. Mengompol
  4. Sulit bernapas untuk beberapa saat, badan pucat atau bahkan membiru
  5. Pada beberapa kasus, disertai dengan keadaan tak sadarkan diri

Pengobatan Epilepsi yang Tepat

Secara umum belum ditemukannya metode dan obat untuk menyembuhkan epilepsi. Namun, jika terjadi maka ada obat sebagai penahan gejala epilepsi agar pengidap dapat melakukan aktivitas dengan normal. Obat tersebut harus rutin diminum dan pemberiannya dipastikan sesuai jam yang dianjurkan dokter agar bekerja dengan efektif. Pengidap epilepsi perlu ditangani dengan cepat dan tepat agar menghindari terjadinya situasi yang berujung fatal.

Sementara itu, untuk penanganan kegawatan saat kambuh kejang bisa dilakukan dengan cara berikut:

  1. Posisi tubuh dimiringkan agar saluran napas akan berjalan dengan baik
  2. Baju yang terlalu ketat dibuka sedikit agar badan lebih leluasa dan tidak sesak
  3. Berikan alas kepala
  4. Masukkan obat melalui dubur setelah 3 menit penderita mengalami kejang. Apabila dalam waktu 5 menit tidak membaik, maka pemberian obat bisa diulang sebanyak 2 kali dan langsung Anda larikan ke rumah sakit terdekat.

Pencegahan

Untuk pencegahan epilepsi kambuh, Anda bisa minum obat pemberian dokter dengan rutin. Selain itu, terapkan juga pola hidup yang sehat, misalnya olahraga secara teratur, tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Diet khusus juga dapat Anda lakukan bila diperlukan sesuai anjuran dokter.

Walaupun tidak menular, epilepsi harus ditangani dengan cepat dan tepat agar keadaan penderita tetap aman. Setelah membaca artikel di atas, tentunya Anda sudah memiliki pemahaman tentang pengertian epilepsi dan cara mengatasinya. Yuk, siaga epilepsi untuk hidup lebih produktif dan sehat!

 20,849 kali dilihat,  251 kali dilihat hari ini

Continue Reading

Penyakit

Disentri: Penyebab, Obat dan Cara Pencegahan

Disentri merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan penyakit yang berat. Tak hanya pencernaan, infeksinya dapat menjadi lebih kompleks

 29,221 kali dilihat,  250 kali dilihat hari ini

Published

on

Disentri
Ilustrasi penyakit Disentri | Foto: Ist.

Lampung.co – Kesehatan | Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang merupakan daerah yang riskan terjadi wabah disentri. Ciri khas gejalanya yaitu Anda akan mengalami diare parah dan berdarah. Penanganan yang tidak tepat sangat berbahaya dan menimbulkan risiko serius. Nah, apa saja gejala dan cara tepat untuk mengatasi disentri?

Pengertian

Disentri adalah salah satu penyakit diare akut yang disertai dengan tinja cair yang bercampur dengan darah dan lendir dikarenakan bakteri penyebab disenttri telah menembus dinding kolon sehingga tinja yang melewati usus besar akan berjalan sangat cepat tanpa di ikuti proses absorbsi air (K Kurnia, 2018).

Walaupun sering disamakan, sebenarnya diare dan disentri adalah dua penyakit berbeda namun masih berhubungan. Jika mengalami disentri, Anda akan mengalami radang usus dan diare parah sehingga perlu penanganan cepat dan ditangani oleh ahli medis di rumah sakit.

Disentri merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan penyakit yang berat. Tak hanya pencernaan, infeksinya dapat menjadi lebih kompleks dengan menyerang sistem tubuh yang lain. Disentri lebih mungkin terjadi pada faktor berikut:

  1. Kebersihan diri kurang, misalnya Anda tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
  2. Masuknya benda yang terkontaminasi parasit atau bakteri penyebab disentri ke dalam mulut
  3. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi kotoran manusia
  4. Tidak memperhatikan kebersihan lingkungan sehingga kumuh dan menjadi sarang penyakit
  5. Tempat pembuangan limbah yang tidak tertata
  6. Penggunaan pupuk untuk tanaman yang berasal dari limbah kotoran manusia

Penyebab Disentri

Disentri dapat terjadi karena infeksi parasit amoeba maupun bakteri. Perlu pengecekan lab lebih lengkap untuk mengetahui penyebab penyakit secara pasti. Selain itu, analisis gejala yang terjadi juga dapat digunakan untuk mengetahui penyebabnya dengan tepat.

  1. Disentri akibat infeksi parasit amoeba Entamoeba histolytica
  2. Disentri akibat infeksi bakteri Campylobacter, E. coli, dan Salmonella

Gejala Umum

Terdapat sedikit perbedaan gejala yang muncul pada disentri akibat infeksi basiler (bakteri) dan parasit amoeba. Gejala akan muncul sekitar 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri atau parasit. Namun ada kondisi di mana gejala muncul lebih lambat dan bahkan tidak memiliki gejala.

Disentri basiler menyebabkan gejala umum seperti:

  1. Diare disertai kram perut
  2. Demam atau meriang
  3. Mual dan muntah
  4. Ditemukannya darah atau lendir saat diare

Disentri amoeba memiliki gejala umum seperti:

  1. Mual
  2. Diare
  3. Kram perut
  4. Demam
  5. Penurunan berat badan

Cara Mengobati atau Obat Disentri

Disentri ringan umumnya bisa sembuh tanpa pengobatan khusus dalam 3–7 hari. Anda cukup beristirahat dan menjaga asupan cairan tubuh agar tidak mengalami dehidrasi. Bila perlu Anda bisa minum oralit sesuai takaran.

Namun, jika mengalami disentri parah maka harus ditangani dengan obat-obatan untuk meredakan gejala dan membunuh patogen penyebab infeksi. Pasien juga mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan cairan yang cukup melalui infus apabila keadaannya mengkhawatirkan.

Beberapa jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala disentri yaitu bismuth subsalisilat dan paracetamol. Sedangkan, obat untuk membunuh penyebab infeksi adalah antibiotik, contohnya yaitu seperti ciprofloxacin dan metronidazole. Pastikan Anda terlebih dahulu berkonsultasi kepada dokter ketika mengkonsumsi obat-obatan tersebut agar aman dan tepat dosis.

Bagaimana Upaya Pencegahan Disentri?

  1. Rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, khususnya sebelum makan, memasak, menyiapkan makanan, dan setelah buang air besar
  2. Hindari kontak langsung dengan pengidap disentri, misalnya bersentuhan
  3. Hindari penggunaan handuk, pakaian, atau alat lainnya yang sama dengan pengidap disentri
  4. Gunakan air panas untuk mencuci pakaian pengidap disentri agar membunuh kuman
  5. Hindari tertelan air ketika berenang di fasilitas umum, misalnya kamar mandi bersama ataupun kolam renang
  6. Selalu bersihkan toilet dengan desinfektan setiap selesai pakai
  7. Konsumsi air bersih yang telah dimasak hingga mendidih dan air di botol yang masih tertutup rapat
  8. Hindari mengkonsumsi es batu yang dijual sembarangan oleh karena kemungkinan terkontaminasi kuman dan masih mentah

Disentri bukan penyakit menakutkan jika Anda mengetahui penyebab, cara pengobatan, dan pencegahannya. Selalu terapkan pola hidup bersih dan sehat untuk menjaga tubuh yang prima. Yuk, jaga kebersihan agar bebas Anda dan keluarga tercinta bebas dari disentri!

 29,222 kali dilihat,  251 kali dilihat hari ini

Continue Reading

Penyakit

Diare: Penyebab, Gejala, Penyembuhan dan Pencegahan

Di Indonesia, diare merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi, terutama pada bayi. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan dan kematian terutama pada balita

 28,967 kali dilihat,  36 kali dilihat hari ini

Published

on

Diare
Ilustrasi Diare | Foto: Ist.

Lampung.co – Gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar encer sebanyak lebih dari tiga kali dalam sehari disebut diare. Selain encer, feses yang keluar mungkin terlihat lembek atau berair. Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan diare, mulai dari infeksi bakteri, efek obat, hingga gangguan pencernaan. Diare akibat gangguan pencernaan biasanya terjadi bersamaan dengan kondisi lain.

Pengertian

Pengertian diare adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami buang air besar yang encer dengan frekuensi berkali-kali dalam satu waktu. Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Di Indonesia, diare merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi, terutama pada bayi. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan dan kematian terutama pada balita (Dyah Ragil WL, 2017).

Diare biasanya tidak berlangsung lebih dari 14 hari (diare akut). Namun, dalam beberapa kasus, diare berlangsung lebih dari 14 hari dan ini sudah di tahap kronis. Diare umumnya tidak berbahaya dan sembuh dengan sendirinya. Jika tidak membaik atau memburuk dalam waktu lama, penderita dapat menyebabkan komplikasi yang fatal jika tidak ditangani dengan benar.

Penyebab Diare

Penyebab diare adalah masuknya bakteri ke organ pencernaan. Penyebab lain sangat beragam dan terkadang pemicu pastinya tidak diketahui. Namun, kebanyakan orang terserang diare karena infeksi bakteri karena mengonsumsi makanan yang tidak steril atau terkontaminasi. Akibatnya, pasien mengalami gejala seperti sakit perut, mual, dan buang air kecil setelah konsumsi.

Jenis-jenis

Ada beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahan diare, yaitu:

  1. Diare akut: diare muncul tiba-tiba selama 3-7 hari dengan gejala mencret jangka pendek.
  2. Diare persisten: diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu namun tidak lebih dari 4 minggu.
  3. Diare kronis: diare bisa berlangsung sampai 4 minggu dan berkembang secara perlahan.

Gejala Diare

Gejala diare cenderung bervariasi. Namun ada beberapa yang umum, yaitu:

  1. Mulas
  2. Tidak nafsu makan
  3. Sulit menahan buang air besar
  4. Lemas, pusing, dan terkadang kulit kering

Seseorang dikatakan mengalami diare bila frekuensi buang air besar lebih sering dari biasanya. Jika Anda mengalami diare, Anda mungkin juga mengalami gejala pada feses, seperti:

  1. Feses encer atau berdarah
  2. Feses keluar dalam jumlah banyak meski sudah berkali-kali buang air
  3. Terkadang feses seperti air

Penyembuhan atau Obat Diare

Terdapat cara mengobati diare yang bisa Anda lakukan bahkan bisa diobati di rumah. Salah satu tujuan pengobatan adalah untuk mengganti cairan yang hilang akibat buang air besar berlebihan. Minum banyak air agar terhindar dari dehidrasi.

Anda juga bisa minum larutan oralit atau larutan elektrolit yang dijual bebas di apotek. Cairan ini sering digunakan sebagai pertolongan pertama untuk masalah diare. Elektrolit mengisi tubuh dengan glukosa, garam dan mineral penting lainnya yang hilang karena dehidrasi.

Ini adalah solusi rehidrasi yang aman untuk anak-anak dan orang tua. Anak-anak dengan diare juga membutuhkan pengawasan orang tua karena mereka rentan mengalami dehidrasi berat. Beri anak Anda pertolongan pertama diare dengan minum oralit dan pantau ketidaknyamanan yang dia alami.

Pencegahan Diare

Untuk mencegah diare, disarankan agar selalu memperhatikan kebersihan diri dan kebersihan makanan. Ingatlah untuk mencuci buah dan sayuran, tidak memakan makanan mentah atau air mentah, pastikan memasak makanan atau air sampai mendidih, dan mencuci tangan dengan bersih. Ini untuk menghindari bakteri yang bisa masuk ke dalam organ pencernaan.

Diare biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Karena ada resiko memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, lebih baik segera ke dokter saat gejala berlangsung lama. Jika tidak ditangani dengan baik, dikhawatirkan penderitanya mengalami dehidrasi parah.

 28,968 kali dilihat,  37 kali dilihat hari ini

Continue Reading

Banyak Dibaca