Pilpres, China dan Masa Depan Indonesia Menuju Ekonomi Terbesar ke-4 Dunia

Rodi Ediyansyah

Lampung.co – Ekonomi Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen per tahun.

Bahkan menurut riset PwC, pada tahun 2050 mendatang, Indonesia diprediksi menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat.

Seturut dengan kajian EIU pada 2015 juga menyebutkan Indonesia akan menjadi ekonomi empat besar dunia pada tahun yang sama, juga dibawah China, AS, dan India.

Akan tetapi, para pengamat kerap mengatakan bahwa Indonesia mengalami stagnasi karena beberapa kendala, diantaranya masalah infrastruktur, korupsi dan rumitnya birokrasi.

Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi menjadi isu penting dalam pemilu kali ini. Termasuk didalamnya komitmen para kandidat untuk memberantas korupsi dan membenahi birokrasi.

Dan hal ini sangat penting bagi 193 juta pemilih yang akan menentukan pilihan mereka 17 April mendatang yang tinggal menghitung hari.

Namun Laporan BBC menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu tak lepas dari peran Tiongkok, akan tetapi semakin banyak pemilih yang tak menyukai perannya tersebut.

China telah tertarik untuk mengembangkan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, sehingga Indonesia masuk dalam daftar negara-negara penerima investasi jalur sutra modern.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong mengatakan, sebelumnya sumber investasi internasional terbesar di Indonesia berasal dari Jepang dan Korea.

“Saya menyadari bahwa selama lima tahun terakhir China melesat dari investor internasional ke-13 di Indonesia menjadi, bisa dikatakan, nomor satu saat ini,” ujar Tom Lembong

Investasi China menjadi isu hangat dalam pemilu kali ini, karena Capres petahana, Joko Widodo, terus mendekati Beijing untuk berinvestasi dalam bidang infrastruktur di Indonesia.

Sebagian alasannya karena tak ada negara lain yang memiliki kekuatan finansial yang setara dengan China yang bersedia menanamkan modalnya di Indonesia.

Alasan lainnya karena Indonesia merupakan sebuah kawasan rumit untuk berinvestasi sehingga kebanyakan investor asing tidak tertarik untuk berinvestasi.

Pada saat yang sama, investasi China menjadi momok yang dimanfaatkan oleh Capres Prabowo Subianto untuk menjatuhkan sosok Jokowi.

Prabowo menyebut Jokowi bersikap terlalu lunak terhadap China, dan mengizinkan jutaan pekerja Tiongkok bekerja dalam proyek-proyek yang didanai China.

Hingga Prabowo mengatakan, jika ia terpilih sebagai presiden, ia akan meninjau kembali semua proyek China yang ada di Indonesia.

Meskipun demikian, Prabowo pun menilai China sebagai negara yang penting bagi Indonesia sehingga hubungan kedua negara harus terjalin dengan baik.

“Saya memandang China sangat penting bagi Indonesia jadi kita harus jalin hubungan baik, kita harus tingkatkan hubungan yang lebih baik dan saling membantu,” kata Prabowo dikuti dari Tirto.ID.

Yang jelas, BBC menyebutkan, siapa pun yang memenangkan pertarungan politik 17 April mendatang kemungkinan besar akan tetap bergantung pada China.

Hal itu penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan, terlepas dari apa pun yang dikatakan para Capres saat berkampanye. (*)

Rodi Ediyansyah

Rodi Ediyansyah merupakan salah satu editor media online Lampung.co yang bertugas mencari, menyunting dan menerbitkan naskah berita atau artikel dari penulis. Kontak rhodoy@lampung.co

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer