Doa
Lima Versi Bacaan Doa Iftitah: Arab, Latin dan Artinya
Doa Iftitah memiliki beberapa versi, namun hal itu tidak mengubah makna dasar doa tersebut yakni menumbuhkan kesadaran akan kebesaran dan keagungan Tuhan.

Lampung dot co – Iqro | Doa Iftitah adalah salah satu doa penting dalam ibadah shalat dalam agama Islam. Doa ini merupakan ibadah sunnah yang diamalkan dalam sholat setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awudz dalam setiap sholat fardhu ataupun sholat sunnah kecuali sholat jenazah dan Idul Fitri, atau Idul Adha.
Doa Iftitah memiliki beberapa versi, namun hal itu tidak mengubah makna dasar doa tersebut yakni menumbuhkan kesadaran akan kebesaran dan keagungan Tuhan.
Doa Iftitah Versi 1
Arab
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Latin
“Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.”
Artinya
“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.”
Doa Iftitah Pendek Versi 2
Terdapat juga doa iftitah pendek. Berdasarkan hadist riwayat Abu Daud, Rasulullah pernah mengamalkan doa iftitah ini.
Arab
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ
Latin
“Allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, allahu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilaa, wa subhanallahi bukrotaw washilla a’udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih.”
Artinya
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.
Versi 3
Rasulullah SAW juga membaca doa iftitah pendek lainnya seperti hadist riwayat Bukhari, dan Muslim.
Arab
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Latin
“Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.”
Artinya
Ya Allah, jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan lah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cuci lah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.
Versi 4
Doa iftitah ini dibaca ketika Rasulullah SAW melakukan sholat malam. Hal tersebut berdasarkan hadist riwayat Muslim.
Arab
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Latin
“Allahumma robba jibroo-iila wa mii-ka-iila wa isroofiila, faathiros samaawati wal ardhi ‘aliimal ghoibi wasy syahaadah anta tahkumu bayna ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi-idznik, innaka tahdi man tasyaa-u ilaa shirootim mustaqiim.”
Artinya
Ya Allah, Rabbnya Jibril, Mikail dan Israfil. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Rabb yang mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau yang menjatuhkan hukum untuk memutuskan apa yang mereka pertentangkan. Tunjukkan lah aku pada kebenaran apa yang dipertentangkan dengan seizin dari-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang yang Engkau kehendaki.
Versi 5
Arab
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Latin
“Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarakasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghairuk.”
Artinya
Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.
Makna Doa Iftitah
Makna doa Iftitah mencerminkan kesadaran akan kebesaran dan keagungan Tuhan. Doa ini mengajarkan untuk membuka setiap ibadah sholat dengan penuh kesadaran akan kehadiran Allah serta keinginan untuk memperoleh rahmat-Nya. Doa Iftitah menjadi sarana untuk mengokohkan komitmen kita dalam mendekatkan diri kepada-Nya, membuka hati untuk menerima petunjuk-Nya, dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap langkah kehidupan.
Pentup
Doa Iftitah adalah wujud dari kepatuhan dan penghambaan kepada Sang Pencipta. Dengan membaca doa ini, umat Muslim diingatkan akan pentingnya menjalin hubungan yang erat dengan Allah dan merasakan kedekatan spiritual yang mendalam.
Wallahu a’lam bish-shawab

Doa
Niat dan Doa Setelah Sholat Tahajud Sesuai Sunnah Nabi
Dengan mengamalkan Sholat ini secara rutin, kita akan mendapatkan keberkahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Lampung dot co – Iqro | Sebelum membahas niat dan doa setelah sholat Tahajud, perlu diketahui bahwa sholat Tahajud adalah ibadah sunnah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur. Meskipun ibadah ini bukanlah wajib, namun memiliki keutamaan yang luar biasa dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan sehari-hari.
Dalam artikel ini, kita akan membahas niat dan doa setelah Sholat Tahajud serta keutamaan dan manfaatnya hingga bagaimana kita dapat mengaplikasikan praktik ini dalam rutinitas kita. Karena dengan mengamalkan Sholat ini secara rutin, kita akan mendapatkan keberkahan dalam berbagai aspek kehidupan.
Niat Sholat Tahajud
Dalam buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW karya Ustaz Arif Rahman, bacaan niat sholat Tahajud sebagai berikut:
أصلي سُنَّة التَّهَجُدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatat tahajjudi rak’ataini lillahi ta’aala
Artinya: “Saya berniat mengerjakan sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’aala.”
Doa Setelah Sholat Tahajud
Umat muslim dianjurkan juga membaca doa Sholat Tahajud sesuai dengan yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut bacaan doa setelah Tahajud sesuai sunnah,
Dalam Tulisan Arab
اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Dalam Tulisan Latin
Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa’dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ’atu haq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a’lantu, wa mâ anta a’lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya
“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Keutamaan
Sholat Tahajud adalah ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa dan manfaat yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Sholat Tahajud, kita dapat memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT, membangun kesadaran dan ketakwaan, meningkatkan konsentrasi dan fokus, menenangkan hati dan pikiran, serta membangun keutamaan dan akhlak mulia.
Sholat Tahajud memiliki keutamaan yang sangat penting dalam agama Islam, bahkan dikatakan sebagai sholat utama setelah sholat fardhu lima waktu. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasul SAW bersabda,
“Rasulullah pernah ditanya mengenai sholat paling utama sesudah sholat wajib, beliau menjawab, ‘Sholat tengah malam (qiyamul lail).” (HR Muslim dan dinilai shahih).
Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Sholat Tahajud memberikan kesempatan bagi kita untuk berkomunikasi secara pribadi dengan Allah SWT. Pada waktu tersebut, dunia cenderung lebih tenang, dan kita dapat memusatkan pikiran dan hati kita sepenuhnya pada ibadah. Dalam kesunyian malam, kita dapat merenungkan kebesaran Allah SWT, memohon ampunan, dan memperbaiki hubungan spiritual dengan-Nya.
Meningkatkan Ketakwaan
Melakukan Sholat Tahajud secara teratur membantu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan mempersembahkan sebagian malam kita untuk beribadah kepada Allah, kita menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, dan meningkatkan kesadaran akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Sholat Tahajud juga membantu meningkatkan kualitas ibadah kita secara keseluruhan.
Penguatan Konsentrasi
Sholat Tahajud melibatkan konsentrasi yang tinggi karena dilakukan pada saat yang tenang dan sepi. Dengan melakukan sholat Tahajud secara rutin, kita dapat melatih dan meningkatkan konsentrasi serta fokus kita. Kemampuan ini juga dapat membantu kita dalam menjalani tugas dan tanggung jawab sehari-hari dengan lebih baik.
Penyejuk Hati dan Pikiran
Rutinitas hidup yang sibuk dan tekanan dari berbagai aspek kehidupan dapat membuat hati dan pikiran kita gelisah. Sholat Tahajud memberikan kesempatan untuk menenangkan hati dan pikiran kita. Ketika kita merenungkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan berdoa, kita dapat merasakan ketenangan dan kedamaian yang datang dari Allah SWT. Hal ini membantu kita mengatasi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesejahteraan mental kita.
Membentuk Akhlak Mulia
Sholat Tahajud juga membantu dalam membentuk akhlak mulia. Dalam ibadah ini, kita berusaha untuk meningkatkan kesabaran dan ketekunan. Selain itu, kita juga diajarkan untuk bersikap rendah hati, tawadhu’, dan berbagi dengan sesama. Dengan melaksanakan Sholat ini secara rutin, kita dapat meningkatkan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Mendapat Keberkahan
Sholat Tahajud juga membawa keberkahan dalam kehidupan sehari-hari kita. Allah SWT berjanji untuk memberikan rahmat-Nya kepada orang-orang yang mengamalkan sholat ini dengan sungguh-sungguh. Keberkahan ini dapat tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti karier, keluarga, hubungan sosial, dan kehidupan spiritual kita.
Penutup
Mari kita jadikan Sholat Tahajud sebagai bagian yang penting dalam rutinitas ibadah kita untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Wallahu a’lam bish-shawab
Doa
Doa Setelah Sholat Dhuha dalam Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Sholat Dhuha merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Meskipun tidak diwajibkan, melaksanakan sholat Dhuha dapat memberikan banyak manfaat.

Lampung dot co – Iqro | Sebelum membahas doa sholat dhuha, perlu diketahui bahwa sholat ini termasuk dalam kategori sholat sunnah muakkad. Dimana sholat sunnah muakkad merupakan sholat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Adapun beberapa hal yang perlu dipahami tentang sholat Dhuha, termasuk doa setelah sholat Dhuha itu sendiri sebagai berikut:
Waktu pelaksanaan
Waktu sholat dhuha dimulai ketika matahari naik setinggi tombak. Rentang waktu ini biasanya berlangsung sekitar 15 hingga 20 menit setelah terbitnya matahari. Menurut Imam Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumudin, waktu tersebut bertepatan sekitar pukul 7 pagi. Sementara itu, waktu berakhirnya hingga matahari tergelincir atau memasuki waktu Dzuhur.
Jumlah rakaat
Sholat Dhuha dikerjakan dengan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Sebagai sunnah muakkad, sebaiknya sholat Dhuha dikerjakan dengan jumlah rakaat yang genap, seperti 2, 4, 6, 8, 10, atau 12 rakaat. Jumlah ini dapat disesuaikan dengan kemampuan setiap umat muslim. Bila dilakukan dengan jumlah rakaat yang lebih banyak, itu merupakan amalan yang dianjurkan.
Pelaksanaan sholat
Sholat Dhuha dilakukan dengan cara yang sama seperti sholat pada umumnya. Setiap rakaat terdiri dari takbiratul ihram, membaca Al-Fatihah, membaca surat atau ayat-ayat pendek dari Al-Qur’an, melakukan rukuk, sujud, dan tahiyat akhir. Sholat Dhuha dapat dilakukan di rumah, masjid, atau tempat lain yang tenang.
Niat Sholat Dhuha
Berikut niat sholat Dhuha sebagaimana dikutip dari buku Sholat Dhuha Dulu, Yuk! karya Imron Musthofa:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Arab latin: Usholli sunnatadh dhuha rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku menyengaja sholat sunnah dhuha dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT,”
Doa Setelah Sholat Dhuha
Setelah mengerjakan sholat Dhuha, ada doa yang bisa dibaca untuk memohon perlindungan dari Allah SWT serta meminta ampunan dari dosa-dosa yang diperbuat. Doa setelah sholat dhuha ini juga bisa dipanjatkan untuk mengharap berkah dan memudahkan mencari rezeki halal.
Merujuk pada sumber yang sama, berikut bacaan doa setelah sholat Dhuha,
للّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Arab latin: Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.
Artinya: “Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-Mu, kecantikan itu adalah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu, perlindunganMu,
Ya Allah, jika rezeki masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh,”
Keutamaan dan manfaat Sholat Dhuha
Sholat Dhuha memiliki banyak keutamaan dan manfaat. Di antaranya, melaksanakan sholat Dhuha dapat mendatangkan pahala yang besar, meningkatkan keberkahan dalam rezeki, memberikan ketenangan dan kebahagiaan, serta mendapatkan pertolongan dan ridha Allah.
Penutup
Sholat Dhuha merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Meskipun tidak diwajibkan, melaksanakan sholat Dhuha dapat memberikan banyak manfaat dan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
Wallahu a’lam bish-shawab
Doa
Tata Cara dan Doa Mandi Wajib untuk Pria dan Wanita Setelah Haid
Mandi wajib harus dilakukan untuk menjaga kebersihan yang sempurna sebelum menjalankan ibadah tertentu, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, atau melakukan tawaf di sekitar Ka’bah.

Lampung dot co – Iqro | Sebelum membahas tata cara dan doa mandi wajib untuk pria dan wanita setelah haid, perlu diketahui mandi wajib atau mandi junub adalah salah satu aspek penting dalam agama Islam. Mandi junub merupakan bentuk ritual bersuci yang dilakukan oleh seorang Muslim untuk membersihkan diri dari hadas besar atau hadas kecil.
Hadas besar mencakup hal-hal seperti hubungan intim, keluarnya mani, menstruasi, nifas, dan junub (setelah berhubungan suami istri atau mimpi basah). Sementara hadas kecil meliputi hal-hal seperti kencing, buang air besar, mengeluarkan gas, dan tidur panjang.
Mandi wajib harus dilakukan untuk menjaga kebersihan yang sempurna sebelum menjalankan ibadah tertentu, seperti shalat, membaca Al-Qur’an, atau melakukan tawaf di sekitar Ka’bah. Mandi junub juga dapat dilakukan sebagai bentuk penyucian diri setelah mengalami kondisi yang memerlukan mandi, seperti berhubungan intim atau setelah menstruasi.
Tata Cara dan Doa Mandi Wajib
Ada beberapa tata cara mandi wajib yang baik dan benar, di antaranya membaca niat atau doa mandi wajib, mencuci kedua tangan, membersihkan bagian tubuh yang dianggap kotor. Lalu mencuci kembali tangan, berwudhu, membasahi kepala, memisah-misah rambut dan membasahi seluruh tubuh. Berikut penjelasan tata cara mandi wajib selengkapnya:
1. Membaca Niat atau Doa Mandi Wajib
Terdapat beberapa bacaan doa mandi junub sesuai dengan tujuan melakukannya, di antaranya:
a. Niat atau Doa Secara Umum Bisa untuk Pria
Niat dan doa ini dapat dilakukan oleh pria dan wanita yang dapat menghilangkan hadas besar.
Berikut niat dan doa mandi wajib secara umum yang bisa digunakan oleh pria:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf ‘il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta’aala
Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardu kerena Allah ta’ala.
b. Niat atau Doa Mandi Wajib Setelah Haid
Haid atau menstruasi ini terjadi pada seorang wanita yang telah dewasa. Pada wanita dewasa, hal ini normal terjadi setiap bulannya hingga menopause. Selama haid, wanita dilarang melaksanakan sholat dan puasa. Melakukan mandi junub dapat dilakukan ketika masa haid telah berakhir agar kembali dapat beribadah.
Berikut niat atau doa mandi wajib setelah haid:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’i hadatsil haidil lillahi Ta’aala.
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta’ala.
c. Niat atau Doa Mandi Wajib Setelah Nifas
Nifas adalah keluarnya darah dari rahim wanita karena melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas akan keluar kurang lebih selama 40 hari. Selama masa nifas, seorang wanita dilarang untuk sholat dan puasa.
Berikut niat atau doa mandi wajib setelah nifas:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’i hadatsin nifaasi lillahi Ta’aala.
Artinya: Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta’ala.
2. Mencuci Kedua Tangan
Cuci tangan sampai 3 kali, hal ini bertujuan agar tangan bersih dari najis.
3. Membersihkan Bagian Tubuh yang Dianggap kotor
Bagian tubuh yang dianggap kotor adalah bagian di sekitar kemaluan.
4. Mencuci Kembali Tangan
Setelah membersihkan bagian yang kotor. Hal ini dapat dilakukan dengan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun.
5. Berwudhu
Lakukan tata cara wudhu seperti biasa dilakukan sebelum melakukan sholat.
6. Membasahi Kepala
Basahi atau siram kepala dengan air sebanyak 3 kali hingga ke pangkal rambut.
7. Memisah-misah Rambut
Memisah-misah rambut dengan cara menyela-nyela rambut menggunakan jari-jari tangan. Memisah-misah rambut wajib untuk dilakukan laki-laki dan sunah (mandub) bagi wanita. Hal ini dikarenakan terdapat dalam riwayat Ummu Salamah yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW,
“Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran.”
8. Membasahi Seluruh Tubuh
Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi kanan dan dilanjutkan dengan sisi kiri.
Peutup
Demikian tata cara dan doa mandi wajib untuk pria dan wanita setelah haid. Setelah melaksanakan langkah-langkah tersebut, seorang Muslim dianggap telah mandi wajib dan menjadi suci.
Penting untuk dicatat bahwa mandi junub tidak memiliki batasan waktu yang ditetapkan, sehingga seorang Muslim dapat melakukan mandi junub kapan saja setelah mengalami kondisi yang memerlukan mandi tersebut.
Mandi wajib adalah bagian integral dari praktik keagamaan Islam yang memungkinkan umat Muslim untuk menjaga kebersihan fisik dan spiritual. Ini juga merupakan cara untuk mempersiapkan diri secara mental dan fisik sebelum melakukan ibadah-ibadah tertentu dalam Islam.
Wallahu a’lam bish-shawab