fbpx
Connect with us

Finance

Cara Mempersiapkan Biaya Pendidikan Anak yang Tepat

Agar pendidikan anak di masa depan terjamin, sepantasnya orangtua mempersiapkan dan merencanakan pendidikan anak sedini mungkin, sehingga masa depan anak-anak bisa terjamin.

Published

on

Biaya Pendidikan Anak
Ilustrasi Inflasi Biaya Pendidikan Anak | Foto: Dok. Lifepal

Lampung.co – Salah satu hal yang perlu dipersiapkan oleh orangtua adalah biaya pendidikan anak mulai dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi. Sebab, inflasi biaya pendidikan anak saat ini rata-rata naik 15% hingga 20% per tahunnya.

Seperti diketahui, bulan Juli biasanya menjadi musim untuk pembayaran biaya pendidikan. Kondisi tersebut diyakini memberikan dampak terhadap peningkatan inflasi pada bulan Juli.

Meski pemerintah telah memberikan jaminan pendidikan gratis untuk pendidikan tingkat sekolah negeri hingga sekolah menengah atas. Sementara untuk sekolah swasta, orangtua masih tetap harus menyiapkan dana pribadi.

Karena itu, biaya pendidikan harus disiapkan sejak dini. Pasalnya, masih banyak orangtua yang terlambat atau menunda persiapan pendidikan anak-anak mereka di tengah inflasi biaya pendidikan yang tinggi.

Agar pendidikan anak di masa depan terjamin, sepantasnya orangtua mempersiapkan dan merencanakan pendidikan anak sedini mungkin, sehingga masa depan anak-anak bisa terjamin.

Oleh karena itu, Co-Founder sekaligus CMO dari Lifepal.co.id, Benny Fajarai mengungkapkan beberapa hal yang harus dilakukan untuk menyiapkan biaya pendidikan anak berikut ini:

Menyiapkan Tabungan untuk Biaya Pendidikan Anak

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk menyiapkan tabungan pendidikan anak adalah dengan tabungan khusus berupa tabungan rencana pendidikan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tabungan berjangka waktu ini ditentukan oleh Anda sendiri dengan jumlah bunga tertentu.

Menawarkan keuntungan, tabungan ini juga memiliki fasilitas berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Dengan begitu, saat Anda mengalami kebangkrutan, maka tabungan yang dimiliki tetap aman meski dikenakan potongan.

Memanfaatkan Investasi untuk Tujuan Pendidikan

Langkah selanjutnya untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak adalah dengan memilih instrumen investasi. Namun, dalam memilih produk investasi ini disesuaikan dengan jangka waktu yang dimiliki.

Selain itu, penting juga untuk mengingat prinsip investasi, yaitu high risk high return – low risk low return. Karena itu, Anda disarankan untuk tetap melakukan diversifikasi ke reksadana seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang memiliki risiko lebih rendah.

Dengan begitu, alokasi dana pendidikan anak jangka panjang sangat cocok untuk persiapan masuk ke universitas bila saat ini anak Anda masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Berikut ini adalah skema pemanfaat dana investasi untuk biaya pendidikan anak:

Anda yang masih memiliki waktu di atas 5 tahun untuk mempersiapkan dana pendidikan anak, maka dapat menyusun portofolio dengan porsi reksadana saham yang lebih banyak. Dengan potensi imbal hasil yang relatif tinggi, reksadana saham juga memiliki tingkat risiko yang relatif tinggi.

Lain halnya untuk Anda yang masih memiliki waktu persiapan selama 3 – 5 tahun, maka dapat memanfaatkan reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana pasar uang, atau reksadana campuran. Dengan catatan, komposisi terbesar portofolio investasi diisi oleh reksadana pendapatan tetap karena pertimbangan potensi imbal hasilnya lebih menarik.

Sedangkan buat Anda yang masih memiliki waktu sekitar 1 – 3 tahun untuk menyiapkan dana pendidikan anak, maka dapat menyusun portofolio investasi yang sebagian besar isinya merupakan instrumen reksadana pasar uang dengan sedikit porsi di reksadana saham.

Reksadana pasar uang memiliki potensi imbal hasil yang lebih menarik di bandingkan tabungan/deposito dengan tingkat risiko yang relatif rendah, likuid dan bebas biaya transaksi.

Sementara itu, alokasi reksadana saham akan berfungsi sebagai booster untuk mempercepat tercapainya tujuan keuangan melalui potensi imbal hasil yang jauh lebih menarik dan tentunya diiringi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi.

Memberikan Proteksi Berupa Asuransi Pendidikan

Menyiapkan tabungan pendidikan anak selain di tabungan khusus dapat juga dengan asuransi pendidikan. Berbeda dengan tabungan, asuransi pendidikan memiliki batasan waktu untuk mencairkan uangnya.

Uang tersebut cair jika anak Anda ingin masuk SD, SMP, SMA, dan kuliah. Meski bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar jika memakai asuransi pendidikan, penting untuk diingat bahwa Anda akan dikenakan penalti (denda) jika ingin mencairkan dana pendidikan sebelum waktunya.

Dalam asuransi pendidikan anak ini biasanya juga akan dilengkapi produk asuransi jiwa. Namun, jika tidak, maka Anda pun harus membeli sendiri produk proteksi jiwa.

Pasalnya, risiko meninggal dunia di usia produktif masih tetap ada, begitu pun dengan risiko cacat total hingga kita tak lagi bisa mencari nafkah. Pastikan asuransi jiwa tersebut memiliki uang pertanggungan (UP) yang cukup untuk menanggung biaya hidup serta biaya pendidikan.

Untuk menghitung uang pertanggungan, maka Anda dapat menggunakan metode pendekatan pengeluaran. Dengan metode ini, UP yang akan didapat ahli waris akan sesuai dengan kebutuhan di masa depan yang sudah disesuaikan dengan inflasi.

Sebagai penutup, Benny berharap tips di atas dapat menjadi panduan yang dapat dilakukan untuk menyiapkan biaya pendidikan anak. (*)

Rodi Ediyansyah merupakan salah satu editor media online Lampung.co yang bertugas mencari, menyunting dan menerbitkan naskah berita atau artikel dari penulis. Kontak rhodoy@lampung.co

Finance

Pernah Dengar Istilah Frugal Living? Ini Penting untuk Anak Muda

Walaupun hidup dengan konsep frugal living, gak perlu sampai terlalu pelit kok. Siapa bilang frugal living gak bisa healing?

Published

on

Frugal Living
Ilustrasi Frugal Living | Foto: Ist.

Lampung dot co – Finance | Di tengah gempuran berbagai konten ‘healing’ dan lifestyle mewah di sosial media, belakangan ini sedang viral konsep Frugal Living, yaitu gaya hidup hemat dengan mementingkan kebutuhan dibandingkan keinginan. Sudah banyak konten kreator berbagi tips dan trik mereka sendiri dalam menerapkan gaya hidup ini.

Nah, pertanyaan selanjutnya, benar gak sih frugal living itu bisa membuat seseorang sehat secara finansial? Atau malah membuat mereka menjadi tersiksa karena terlalu pelit? Sebagai jawabannya, kita berangkat dulu dari satu fakta yang diungkap OCBC NISP Financial Fitness Index (FFI) 2023, bahwa 12% anak muda memiliki pengeluaran yang melebihi pendapatan.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang memang butuh perencanaan keuangan yang lebih baik. Apalagi mengingat bahwa 35% anak muda masih melakukan pengeluaran dalam jumlah besar yang impulsif.

Tapi, berita baiknya, fakta FFI 2023 juga menyebutkan bahwa 33% anak muda sudah mengedukasi diri secara mandiri dalam hal finansial. Selain itu, 53% anak muda juga sudah semakin percaya diri dengan perencanaan finansial mereka, bahkan naik 11% dibandingkan tahun lalu.

Frugal Living sendiri juga merupakan sebuah gaya hidup yang mengajarkan untuk lebih sadar dan bijak dalam mengatur keuangan, dengan pertimbangan dan analisis yang baik. Dengan banyak anak muda yang sudah menerapkan frugal living, artinya mereka sudah sadar dengan pentingnya mengatur keuangan.

Pertanyaan selanjutnya, apakah frugal living sama dengan pelit? Ya tidak juga. Kuncinya adalah, doing everything in moderation, guys. So, kalau kamu sudah menerapkan frugal living, you’re already on the right track, guys!

Walaupun hidup dengan konsep frugal living, gak perlu sampai terlalu pelit kok. Siapa bilang frugal living gak bisa healing? Memenuhi kebutuhan lifestyle itu bukan hal negatif. Asal perencanaan keuangan sudah baik, Tidak Ada yang Tidak Bisa!

Buat kamu yang ingin jadi frugalist juga, ada beberapa hal yang bisa kamu perhatikan dalam journey kamu agar alokasi budget kamu tertata lebih rapi. Boleh sih sisa uang kamu ditabung semua, tapi kalau bisa lebih aman dan lebih cuan, kenapa enggak?

Isi dulu dana darurat, penting nih!

Pandemi mengajarkan kita kalau krisis bisa terjadi kapan aja, dan karena krisis itu tidak bisa kita cegah sepenuhnya, hal yang bisa kita lakukan adalah bersiap-siap. Salah satu caranya ya dengan mempersiapkan dana darurat.

Fakta FFI 2023 menyatakan bahwa baru 43% anak muda yang punya dana darurat yang cukup apabila terjadi krisis ekonomi. Kalau bisa sih, dana darurat kamu mencapai enam bulan pendapatan. Better safe than sorry, right?

Investasi, tapi jangan salah strategi

Bekerja untuk mendapatkan uang, it’s normal. Tapi kalau uang yang bekerja untuk kamu, it’s even better. Jadi, kalau kamu udah hidup dengan frugal, sisa uang kamu yang terkumpul bisa diinvestasikan agar menghasilkan cuan. Tapi, dalam investasi juga harus bijak.

Jangan sampai kamu masuk di antara 6% anak muda yang melakukan spekulasi berlebihan dalam berinvestasi, cuma untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat. Jangan sampai kamu hidup frugal, tapi investasinya jadi boncos karena salah strategi.

Jangan lupa tetap healing, bikin Life Goals nya!

Jaman sekarang, healing juga kebutuhan loh, guys. Jangan sampai kamu hidup benar-benar frugal, tapi sering stress karena kurang rekreasi. Walaupun kamu hidup dengan konsep frugal living, kamu tetap bisa kok menggapai cita-cita kamu untuk melihat Aurora di Alaska atau naik panoramic train di Swiss.

Caranya gimana? Buat life goals-nya. Sisihkan uang untuk kepentingan ini, dengan catatan tidak mengorbankan kebutuhan pokok, dana darurat, dan investasi. Kamu bisa catat sendiri progress goals kamu, atau bisa juga menggunakan fitur pihak ketiga, seperti fitur Life Goals di ONe Mobile Bank OCBC NISP yang bisa membantu kamu mencapai goals kamu itu dengan lebih terarah.

Jadi, sudah terjawab, ya, frugal living adalah salah satu konsep yang bisa kamu terapkan untuk mencapai kondisi finansial yang lebih sehat. Tapi jangan lupa, frugal living bukan berarti pelit, ya! So, kapan nih mau mulai hidup frugal?

Continue Reading

Finance

Fenomena Flexing, Ternyata 42% orang Indonesia Salah Paham Definisi ‘Kaya’

Bahkan, sebanyak 76% dari anak muda masih menghabiskan uang demi gaya hidup yang ujung-ujungnya untuk flexing juga.

Published

on

Flexing
Ilustrasi Flexing atau pamer harta | Foto: Ist.

Lampung dot co – Finance | Kata “flexing” pasti sudah tidak asing di telinga kita. Tapi, apa sih flexing itu dan kenapa sih dinamakan demikian? Nah, budaya flexing awalnya digunakan oleh para atlet binaraga dalam mempertunjukkan otot-otot mereka, agar terlihat lebih unggul dari atlet lainnya.

Seiring berjalanya waktu, budaya flexing ini menjalar ke industri hiburan, di mana penyanyi hip-hop sering kali menunjukkan perhiasan yang banyak dengan harga yang mahal. Dari sana, flexing mengalami perluasan makna menjadi “pamer”, baik itu terkait dengan keahlian, kekayaan, kepintaran, dan sering kali digunakan sebagai istilah sehari-hari oleh kebanyakan anak muda saat ini.

Kehadiran sosial media juga menjadi salah satu platform utama untuk “flexing” ini. Tidak sedikit yang menunjukkan barang-barang mahal, rumah mewah, gadget terbaru, dan lainnya. Dengan maraknya budaya flexing ini, dapat mempengaruhi definisi “kaya” bagi masyarakat, terutama anak-anak muda.

Hal ini didukung fakta dari studi yang dilakukan oleh Financial Fitness Index bank OCBC NISP tahun 2023 yang menunjukkan bahwa sebanyak 42% orang Indonesia masih salah paham tentang definisi “kaya”.

Ternyata, jumlah generasi muda yang menganggap definisi “kaya” adalah mereka yang sering liburan, naik sebesar 350% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, mereka yang percaya bahwa definisi “kaya” berkaitan dengan hal-hal yang bersifat non-investasi, seperti rumah mewah atau fashion bermerek ataupun sering travelling/konser, memiliki skor Kesehatan finansial yang rendah.

Di sisi lain, mereka yang mengaitkan “kaya” dengan memiliki produk investasi seperti emas, properti yang disewakan, produk bank lainnya, memiliki skor finansial yang lebih sehat.

Nah, makanya, mereka yang “flexing” belum tentu benar-benar financially fit. Bisa jadi ada yang mengutamakan liburan tapi belum sadar akan pentingnya dana darurat. Bisa jadi juga yang tidak flexing malah sudah punya banyak produk investasi. We never know, right?

Nah, dibandingkan hanya “kaya” di luar, penasaran seperti apa orang yang sehat finansial? Kami merangkum beberapa definisi orang yang sehat secara finansial menurut riset OCBC NISP Financial Fitness Index 2023:

Mengutamakan dana investasi daripada membeli produk mewah

Orang yang sehat secara finansial akan lebih cenderung mementingkan produk investasi dibandingkan dengan belanja barang-barang branded secara impulsif. Mirisnya, menurut riset FFI, baru 9% orang Indonesia yang sudah memiliki investasi.

Mulai sekarang, tidak ada salahnya untuk lebih utamakan investasi daripada flexing karena gengsi. Kamu yang belum punya investasi bisa mulai belajar, dan yang sudah berinvestasi bisa terus meningkatkan portfolio.

Memiliki pengeluaran dan pemasukan keuangan yang stabil

Banyak di antara kita yang masih sulit mengatur pengeluaran keuangan dengan baik, apalagi jika hidup di kota-kota besar seperti Jakarta. Pasti banyak deh godaanya. Terbukti dari riset bank OCBC NISP tahun 2023, 12% anak muda masih memiliki pengeluaran yang melebihi pendapatan, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Bahkan, sebanyak 76% dari anak muda masih menghabiskan uang demi gaya hidup yang ujung-ujungnya untuk flexing juga. Jadi, ayo lebih hemat lagi dalam pengeluaranmu dan utamakan fungsi daripada gengsi. Dijamin bisa lebih financially fit.

Mendapatkan pemasukan pasif secara rutin

Kebanyakan orang yang sehat secara finansial memiliki pemasukan pasif yang rutin karena mereka mengutamakan masa depan untuk diri mereka dan keluarga, dibandingkan dengan menghamburkan uang saat ini.

Mirisnya, di Indonesia sendiri baru 7% orang yang memiliki pemasukan pasif secara rutin berdasarkan survey Financial Fitness Index 2023. Maka, ayo kita lebih sadar lagi tentang pentingnya investasi karena orang yang punya investasi cenderung lebih “kaya” dibandingkan mereka yang suka impulsif.

Jadi, apakah kamu termasuk orang “kaya” bak sultan atau ternyata masih boncos karena gaya hidup, nih? Jangan sampai kamu cuma flexing tapi tidak sehat finansial!!!

Continue Reading

Finance

Tips Mempersiapkan Nonton Konser agar Hemat Biaya

Supaya bisa ikutan nonton konser tanpa menguras tabungan, kamu perlu segera untuk mulai melakukan planning yang tepat

Published

on

Tips Nonton Konser
Tips Nonton Konser

Lampung.co – Finance | Bertemu dengan sosok idola, salah satunya dengan menonton konser pastinya menjadi impian dari semua penggemar. Tahun 2023 ini menjadi tahun yang cukup ramai nih terutama bagi para penggemar idol atau artis luar negeri maupun Indonesia yang sudah sibuk mencatat tanggal konser sosok kesayangan mereka.

Mulai dari konser grup Coldplay, band solo salah satu member dari grup idol Korea terkenal, yaitu SUGA dari BTS sampai dengan berbagai festival musik yang mendatangkan artis-artis terkemuka seperti Slank, Yura Yunita, Vierratale, dan Rizky Febian!

Tips Nonton Konser Hemat Budget

Nah, supaya bisa ikutan nonton konser tanpa menguras tabungan, kamu perlu segera untuk mulai melakukan planning yang tepat. Apa aja yang perlu dipersiapkan? Yuk simak bberapa tips dari Ruang meNYALA berikut ini:

Kumpulkan Informasi

Walaupun informasi pasti mengenai harga tiket beberapa konser dan festival musik ini belum dipublikasikan, kamu tidak boleh lengah dalam mencari berbagai informasi yang dapat membantumu dalam menetapkan budget yang dibutuhkan.

Misalkan kamu ingin menonton konser SUGA maka kamu bisa mematok budgetmu dari harga umum tiket konser K-pop yang berkisar dari Rp 1 juta hingga Rp 4 juta. Bisa juga kamu memperkirakan budgetmu dari harga tiket konser SUGA yang sudah dipublikasikan untuk negara lain.

Nah, tidak hanya budget tiket konser, kamu juga harus menyiapkan biaya yang dibutuhkan untuk bisa hadir dalam konser nantinya seperti biaya akomodasi dan juga tiket pesawat atau transportasi lainnya. Sama seperti saat akan bepergian atau travelling, mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai dana yang dibutuhkan akan sangat membantu kelancaran proses persiapan konsermu loh!

Rutin Menabung

Tentu saja budget yang sudah ditetapkan tidak dapat tercapai kalau kamu tidak mulai menabung dari sekarang. Kamu bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengurangi pos-pos pengeluaranmu yang tidak terlalu penting agar jumlah dana yang ditabung pun bisa semakin bertambah. Jangan sampai keuangan menjadi penghalang terwujudnya mimpimu untuk melihat sang idola di panggung ya!

Pengeluaran seperti jajan atau membeli kopi per harinya bisa banget dikurangi agar uang tersebut kamu tabung dan mempercepat tercapainya targetmu. Selain mengurangi pengeluaran, kebiasaan ini juga menjadi langkah yang baik untuk kesehatan kita agar fit saat hadir di konser nanti.

Stay Updated

Memastikan kita tetap update dengan berbagai pemberitaan apalagi menjelang tanggal konser sangat penting loh untuk dilakukan. Tidak jarang berbagai pihak akan memanfaatkan waktu tersebut untuk meluncurkan promo-promo yang bisa memperkecil pengeluaranmu. Mulai dari promo tiket pesawat, akomodasi, atau bahkan tiket konsernya sendiri! Jadi, kamu tetap bisa menonton konser sekaligus menjadi sosok smart spender.

Penutup

Nah, itulah beberapa tips agar persiapanmu matang saat menghadapi war tiket nantinya! Bukan hanya konser, tapi tips ini bisa banget kamu manfaatkan untuk berbagai target lainnya.

Continue Reading

Banyak Dibaca