Perilaku Pemborosan Energi di Rumah Tangga Perburuk Iklim Global

Tim Redaksi

Lampung.co – Berdasarkan data Kementerian ESDM, total konsumsi energi nasional Indonesia mencapai 1.23 miliar BOE pada tahun 2017. Konsumsi energi tertinggi terjadi di sektor rumah tangga, mencapai hingga 382.95 juta atau 31% dari total konsumsi nasional. Perilaku pemborosan energi tentu menjadi salah satu faktor, yang mendorong tingginya tingkat konsumsi di rumah tangga tersebut.

Dampak Pemborosan Energi bagi Rumah Tangga Anda
Kebiasaan menggunakan energi secara tak tepat guna, mengakibatkan baik Anda, maupun bumi yang Anda tinggali menderita kerugian. Penggunaan energi dengan boros bisa membuat tagihan listrik Anda membengkak. Apalagi sekarang, subsidi listrik hanya diberikan pada rumah tangga, dengan pemakaian listrik kurang dari 450 VA dan 900 VA saja.

Bila rumah tangga Anda termasuk dalam kelompok pelanggan tegangan rendah, Anda wajib membayar sebanyak Rp1.467/kWh. Bayangkan jika barang elektronik yang mengonsumsi banyak energi seperti kulkas, rice cooker, air conditioner, serta mesin cuci ada di rumah Anda. Bila tak digunakan dengan hemat dan efisien, bisa dipastikan tagihan listrik Anda akan membengkak.

Kebiasaan Boros Energi Picu Pemanasan Global
Dilansir dari theworldcounts.com, permintaan akan energi listrik akan bertambah hingga 85% sampai tahun 2040 mendatang. Itu berarti, jumlah energi yang diproduksi dan digunakan akan meningkat. Tahukah Anda kalau cara yang paling sering dipakai untuk menghasilkan energi adalah dengan pembakaran batu bara? Pembakaran batu bara melepaskan banyak karbon dioksida ke atmosfer.

Karbon dioksida atau CO2 merupakan gas yang memperburuk efek rumah kaca dan tentu saja membuat pemanasan global semakin terasa. Efek pemanasan global terasa sekali dalam bentuk cuaca ekstrem. Contohnya saja, banjir besar disertai dengan gelombang panas yang terjadi saat musim panas di Jepang pada tahun 2018 silam.

Tak hanya di luar negeri, namun Indonesia pun juga terpapar pengaruh pemanasan global. Pada tahun 2018 silam, BNPB menyatakan terdapat beberapa daerah di 8 provinsi di Indonesia yang mengalami kekeringan. 8 provinsi yang dimaksud adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, NTB, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, NTT, dan Lampung.

Gunakan Energi Secara Tepat Guna
Efisiensi dan hemat dalam menggunakan energi merupakan hal penting untuk dilakukan agar Anda tak membuang energi begitu saja. Efisiensi energi berarti Anda mengurangi energi yang dipakai, namun hasil yang didapatkan akan tetap sama. Memulai penggunaan energi secara efisien bisa Anda lakukan dengan menggunakan lampu atau barang elektronik lain yang dilabeli hemat energi.

Mengapa harus lampu hemat energi dan bukan lampu pijar biasa? Walau memiliki keterangan cahaya yang sama, namun energi yang digunakan kedua jenis lampu ini berbeda jauh. Dilansir dari cnet.com, untuk menghasilkan 2600 lumen cahaya, lampu pijar membutuhkan 150 watt, sedangkan lampu LED hanya 25 watt saja. Angka yang jauh berbeda bukan?

Selain itu, biasakan juga diri Anda untuk menghemat penggunaan energi di rumah tangga. Matikan segala peralatan yang menggunakan daya listrik, terutama sekali lampu saat tidak digunakan. Kementerian ESDM mengatakan, 1 jam mematikan listrik di Jawa dan Bali setara dengan pemakaian listrik 2 juta lebih rumah di timur Indonesia seharian.

Boros energi merupakan kebiasaan yang sudah sepatutnya dihindari oleh semua manusia di muka bumi. Selain membuat tagihan listrik Anda membludak, kebiasaan buruk ini juga membuat bumi yang ditinggali mengalami pemanasan global. Mulai dari sekarang, biasakan diri Anda untuk selalu hemat dalam menggunakan energi, demi kondisi bumi yang lebih baik.

Tim Redaksi

Tim Redaksi media online Lampung.co menerbitkan berita-berita khusus, termasuk berita advertorial. Hubungi tim redaksi melalui email redaksi@lampung.co

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer