Korban Pencabulan Dosen UIN Lampung Trauma, Ini 4 Dampak Pelecehan Seksual

Rodi Ediyansyah

Lampung.co – Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis oleh Psikolog Octa Reni Setiawati, Mahasiswi korban pencabulan dosen UIN Raden Intan Lampung mengalami trauma psikologi.

Octa menyimpulkan bahwa dalam diri EP, mahasiswi Fakultas Ushuluddin yang dicabuli dosennya sendiri SH menunjukkan adanya trauma psikologi akibat pelecehan yang dialaminya.

Menyibak dari kasus asusila dosen UIN Raden Intan Lampung terhadap mahasiswinya sendiri tersebut, berikut sejumlah dampak yang dialami korban kekerasan seksual.

1. Depresi
Menyalahkan diri sendiri adalah salah satu efek jangka pendek dan jangka panjang paling umum bagi korban pelecehan. Menyalahkan diri sendiri erat kaitannya dengan depresi.

Depresi merupakan gangguan mood yang terjadi ketika perasaan yang diasosiasikan dengan kesedihan dan keputusasaan yang lama hingga mengganggu pola pikir sehat.

2. Sindrom Trauma Perkosaan
Sindrom trauma perkosaan (Rape Trauma Syndrome/RTS) merupaka bentuk turunan dari PTSD (gangguan stres pasca trauma), kondisi yang mempengaruhi korban dari kekerasan seksual.

Kekerasan seksual, termasuk perkosaan, dipandang oleh wanita sebagai situasi yang mengancam nyawa, memiliki ketakutan umum akan mutilasi dan kematian sementara serangan terjadi.

Mereka cenderung merasa kedinginan, pingsan, mengalami disorientasi (kebingungan mental) gemetar, mual dan muntah hingga gejala disosiatif atau mati rasa.

RTS merupakan tanggapan alami dari seseorang yang sehat secara psikologis dan fisik terhadap trauma perkosaan, jadi tanda dan gejala itu bukan merupakan representasi dari gangguan kejiwaan.

3. Disosiasi
Sederhananya, disosiasi adalah pelepasan dari realitas. Disosiasi adalah salah satu dari banyak mekanisme pertahanan yang digunakan otak untuk mengatasi trauma kekerasan seksual.

Disosiasi sering digambarkan sebagai pengalaman “ruh keluar dari tubuh”, di mana seseorang merasa tidak terikat dengan jasmaninya, merasa sekitarnya tampak tidak nyata.

Mungkin menakutkan menyaksikan seseorang yang mengalami pemisahan diri dari dunia nyata (untuk dibedakan dengan isolasi), namun kondisi ini merupakan reaksi alami terhadap trauma.

4. Hypoactive sexual desire disorder
Hypoactive sexual desire disorder (IDD/HSDD) merupakan kondisi medis yang menandakan hasrat seksual rendah. Kondisi ini juga umum disebut apatisme seksual atau keengganan seksual.

HSDD dapat menjadi kondisi primer atau sekunder. Kondisi primer adalah jika seorang individu tidak pernah mengalami atau memiliki hasrat seksual.

Kemudian jarang (jika pernah) terlibat dalam hubungan seksual – tidak memulai dan tidak merespon terhadap rangsangan seksual dari pasangannya.

Sementara sekunder bila orang tersebut memiliki gairah seksual yang normal dan sehat pada awalnya, namun kemudian menjadi tidak tertarik sama sekali akibat faktor penyebab lain.

Diantara penyebab hilangnya nafsu seksual seluruhnya karena munculnya trauma nyata akibat dari pelecehan seksual seperti yang dialami mahasiswi UIN Raden Intan dalam kasus diatas.

Rodi Ediyansyah

Rodi Ediyansyah merupakan salah satu editor media online Lampung.co yang bertugas mencari, menyunting dan menerbitkan naskah berita atau artikel dari penulis. Kontak rhodoy@lampung.co

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer