[Kolom] PPKM: Potong Ranting, Akar Dipupuk

Rodi Ediyansyah

Meski pada akhirnya hanya kitalah yang akan memikirkan isi perut kita esok hari. Tapi setidaknya kita juga mesti jujur tentang kondisi hari ini. Kalau kegiatan kita dibatasi, termasuk dalam hal mencari makan, lalu kemudian dibiarkan begitu saja. Berarti kita sudah diperlakukan lebih hina dari hewan peliharaan.

Pasalnya begini, kalau ada orang yang ngandangin bintang selama seminggu, tapi tak dikasih makan. Yakinlah bahwa itu perbuatan yang tidak terpuji karena menyiksa. Bahkan jika hewan tersebut sampai mati kelaparan, itu termasuk pembunuhan dengan cara yang keji.

Lah, ini manusia ‘dikandangin’ di rumah melalui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Bagi mereka yang memiliki keuangan kuat, termasuk mereka yang berseragam memakai Ban Lengan Satgas Covid-19 mungkin tidak masalah.

Katakanlah pedagang kaki lima, ada yang buka lapak malam untuk beli beras besok pagi. Mereka dilarang mencari nafkah untuk keluarga. Bahkan banyak video beredar di media sosial lapaknya diobrak-abrik sampai ada dagangan yang dirampas.

Mungkin tujuan pemerintah tidak salah, katanya untuk menyelamatkan warga dari paparan Covid-19. Tapi kondisi tersebut benar-benar tidak manusiawi. Masa iya orang pinter di atas sana tidak memikirkan hal ini. Tak ada solusi yang lebih apik lagi tah?

Hal terpenting dari Covid-19 ini-kan masalah imunitas. Buktinya mega program pemerintah Vaksin Covid-19 yang rogoh anggaran hingga triliunan itu bertujuan untuk menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok.

Nah, bicara soal kekebalan atau daya tahan tubuh kata lainnya imunitas erat kaitannya dengan tingkat stress yang dialami seseorang. Stress mengubah cara kerja sistem imun dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Hal ini terjadi karena menurunnya sel-sel yang bertugas untuk melawan penyakit. Artinya, semakin tinggi tingkat stress seseorang, tentu imunitas akan semakin lemah.

Ditengah menjalankan proyek yang katanya bertujuan menciptakan herd immunity itu, saat bersamaan pula narasi dan kondisi yang diciptakan justru melemahkan imun secara signifikan. Narasi-narasi menakutkan terus dihembuskan alih-alih untuk menyukseskan mega program Vaksin Covid-19.

Tambah lagi masyarakat dilarang ini-itu serta ditekan harus begini dan begitu. Sementara kondisi perekonomian semakin sulit karena untuk melakukan kegiatan mencari nafkah saja dibatasi. Masyarakat kecil mengalami tekanan batin dan akhirnya stres karena penyebab utama stress adalah tekanan batin.

Apabila seseorang mengalami stress berat, kemudian imun lemah, maka perkembangbiakan virus akan meroket. Sebagian besar bahkan mungkin seluruh penyakit bawaan akan mengikuti secara bersamaan. Intinya, sistem imun yang lemah menyebabkan munculnya penyakit pada tubuh manusia. Ini semestinya yang menjadi kekhawatiran dan perhatian serius.

Tapi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sebelumnya memakai istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menghadapi Pandemi Covid-19 ini memang agak unik. Mirip seperti upaya mematikan pohon dengan memotong ranting, tapi akar dipupuk.

Oleh: Rodi Ediyansyah,
Redaktur Lampung.co

*Artikel Lampung.co ini merupakan kiriman dari pembaca. Isi sepenuhnya tanggung jawab penulis sesuai pasal sanggahan yang telah kami buat.
**Pembaca bisa mengirim tulisan via kontak yang tersedia atau melalui www.lampung.co/karya-pembaca

Rodi Ediyansyah

Rodi Ediyansyah merupakan salah satu editor media online Lampung.co yang bertugas mencari, menyunting dan menerbitkan naskah berita atau artikel dari penulis. Kontak rhodoy@lampung.co

Related Post

Ads - Before Footer