fbpx
Connect with us

Profil

Buku Habis Gelap Terbitlah Terang Menyimpan Harapan RA Kartini Untuk Islam

Published

on

RA Kartini

Lampung.co – Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” merupakan kumpulan-kumpulan surat RA Kartini kepada sahabat penanya yang kemudian disusun oleh Mr. JH Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan Pemerintah Hindia-Belanda.

Buku ini berjudul “Door Duisternis Tot Licht, Gedachten van RA Kartini” Kemudian ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Armijn Pane dengan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Pengambilan judul buku ini dari keseringan RA Kartini memamkai judul tersebut. Sebenarnya RA Kartini menulis surat tersebut dalam Bahasa Belanda. Ia mengirimkan surat tersebut kepada sahabatnya di Belanda yakni Estella H Zeehandelaar, Nyonya Ovink-Soer, Nyonya RM Abendanon-Mandri, Tuan Prof Dr GK Anton dan Nyonya, Hilda G de Booij, dan Nyonya Van Kol.

Pada peringatan hari kartini yang jatuh pada tiap 21 April banyak digelar lomba dan kompetisi bertemakan Kartini. Lomba puisi, lomba konde dan sebagainya lebih populer dibandingkan dengan memahami apa sebenarnya isi dari buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya RA Kartini itu.

Gagasan yang terkandung di dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang mewakili pandangan dari sosok pribadi yang menyerap cahaya pengetahuan modern (baca: barat), dan menjadikan pengetahuan itu sebagai teropong kritis atas kekangan sistem feodal (dan kolonial) yang menghambat kemajuan masyarakat jajahan di Hindia-Belanda.

Selama ini kita mengenal sosok Ra Kartini dengan kata “emansipasi” saja. Namun menlisik lebih dalam, ada fakta unik yang bisa kita ambil dari penulisan buku ini. Buku yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa Melayu, Sunda dan Jawa ini menyimpan salah satu fakta yang jarang dikethui. Yakni mengenai usaha RA Kartini untuk mempelajari islam dan mengamalkannya serta cita-citanya agar islam disukai.

Dilansir dari jadiberita.com, ada salah satu surat Kartini kepada Ny. Van Kol yang isinya:

Kartini berada dalam proses dari kegelapan menuju cahaya (door duisternis Tot Licht). Namun cahaya itu belum purna menyinarinya secara terang benderang, karena terhalang oleh tabir tradisi dan usaha westernisasi. Kartini telah kembali kepada Pemiliknya, sebelum ia menuntaskan usahanya untuk mempelajari Islam dan mengamalkannya, seperti yang diidam-idamkannya: Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai.“
-Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902)

Surat tersebut cukup menggambarkan bagaimana harapannya terhadap ajaran islam yang belum purna karena terhalang oleh tradisi dan westernisasi (pengaruh budaya barat). Pada akhir suratnya, Kartini juga berdoa agar mendapat rahmat dan harapan agar agama islam disukai. (*)

Tim Redaksi media online Lampung.co menerbitkan berita-berita khusus, termasuk berita advertorial. Hubungi tim redaksi melalui email redaksi@lampung.co atau WhatsApp 0811-790-1188

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Berita

Komisioner KPU Termuda, Juniantama Ade Putra: Saya Ingin Majukan Demokrasi di Pringsewu

Published

on

Juniantama Ade Putra

Lampung.co – Sejumlah 75 anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) 15 Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung dilantik KPU RI di Jakarta, Kamis (21/11/2019) lalu. Mereka berangkat dari Kantor KPU Lampung sejak Rabu (20/11/2019) malam.

Masing-masing daerah diisi oleh lima orang komisioner pilihan melalui beberapa tahapan proses seleksi yang cukup panjang. Mulai dari tes CAT, tes psikologi, tes kesehatan dan wawancara.

Tak terkecuali Juniantama Ade Putra, Ssos. yang lolos seleksi untuk menjadi Komisioner KPUD Kabupaten Pringsewu periode 2019-2024. Dari lima orang yang terpilih, dia memduduki urutan empat.

Lampung.co mencoba menelusuri jejak tokoh pemuda bumi Jejama Secancanan yang lahir di bulan Juni 1989 itu. Ternyata pria yang belum genap usia 31 tahun tersebut sudah aktif dan di organisasi sejak masih duduk di bangku perkuliahan.

Selama mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) Indra -sapaan akrabnya- tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Tak hanya berkiprah dikampusnya saja, ditengah kesibukannya menjalani rutinitas perkuliahan, dia juga pernah menjadi pengurus HMI cabang Kota Bandar Lampung periode 2011-2012.

Keluar dari dunia kampus, modal pengalaman organisasi yang mumpuni, Indra dipercaya untuk memegang pucuk pimpinan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pringsewu periode 2018-2021.

Tidak hanya sampai disitu, membawa visi untuk memajukan demokrasi di Kabupaten Pringsewu, putra sulung dari lima bersaudara ini mengikuti proses seleksi dan terpilih menjadi anggota KPU periode 2019-2024.

“Dengan pengalaman yang ada, saya ingin berkontribusi untuk memajukan demokrasi di Pringsewu. Mohon doa agar tetap amanah dan istiqomah dalam mengemban amanah ini,” kata Indra kepada Lampung.co, Senin (25/11/2019).

Karena karirnya di usia yang baru memasuki kepala tiga, warga Pekon/Desa Tanjung Rusia, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu tersebut tercatat sebagai Komisioner KPU termuda di Provinsi Lampung. (doy)

Continue Reading

Berita

Selly Hobat, Ladies Grasstrack asal Lampung Tuai Prestasi Nasional

Published

on

Selly Hobat

Lampung.co – Nama Selly Marselia atau lebih akrab dipanggil Selly Hobat memang tak sementreng sosok presenter olahraga Selly Adelia yang juga salah satu anggota geng Girls Squad.

Tapi setidaknya Selly yang berasal dari Lampung Barat ini memiliki gelutan yang sama dengan Selly Girls Squad yaitu dunia olahraga.

Selly Hobat merupakan sedikit dari wanita yang hobi menggeluti dunia olahraga ekstrim Grasstrack. Sesuai dengan nama bekennya “Hobat” singkatan dari Hobi Bareng Anak Trail.

Kenal dunia ekstrim sejak masih tinggal di Tribudi Makmur, Kebun Tebu, Lampung Barat, Selly Hobat kini dijuluki Ratu Penguasa Grasstrack Kelas Wanita karena berbagai prestasi yang telah diraihnya.

Wanita cantik dan energik ini sedang mengenyam pendidikan di Universitas Siliwangi Tasikmalaya mengambil program studi Pendidikan Jasmani (Penjas) sehingga banyak menorehkan prestasi di pulau Jawa.

“Iya sekarang aku di Jabar, lagi kuliah. Kalau untuk motor sih aku udah hobi sejak di Lampung Barat,” ujarnya saat berbincang dengan Lampung.co melalui pesan elektronik, Senin (24/9/2018).

Meski sudah mengenal dunia trail sejak masih tinggal di Lampung Barat, Ladies grasstracker andalan tim CDRT 58 ini mulai menuai prestasi sejak tinggal di Jawa Barat.

“Kalo di Lambar aku baru kenal sama grasstrack, Dan setelah ke Jabar sering banget ikutan event, dan Alhamdulilah setiap event yang diikutin selalu naik podium. Kalaupun tidak podium pasti ada kendala di motor,” jelasnya

Selly Marselia

Ladies grasstrack Selly Marselia alias Selly Hobat | Foto: Hereuy Photography

Saat disinggung soal prestasi yang paling berkesan, wanita yang suka meneber senyum tipis ini mengaku sedikit kebingungan meski kemudian terungkap dengan sedikit desakan.

“Yang paling berkesan ya? Yang paling berkesan sih banyak. Yang terakhir aja, Kejurda Banten seri 2, disana aku keluar sebagai juara umum dengan total poin full 50,” terangnya.

Namun ternyata bukan perolehan juara umum katagori Open Wanita tersebut yang menjadi alasan event itu menjadi berkesan.

“Berkesannya dikarenakan perjalanan yang amat sangat jauh dan melelahkan. Kebetulan waktu itu aku sampe kosan jam 8 pagi dan harus tetap masuk kuliah jam 8.30. Ga ada jeda waktu buat istirahat,” imbuhnya.

Menurut Ladies grasstrack yang mengaku akan istirahat nge-track setelah menikah ini, wanita itu tidak lemah, tidak hanya bisa melakukan hal-hal yang mudah dan tidak hanya dandan atau ke mall saja.

“Wanita juga bisa melakukan yang laki-laki lakukan karena sebenarnya wanita itu kuat,” tutup Selly Hobat.

Diketahui, Selly Marselia alias Selly Hobat meraih juara umum Open Wanita Kejurda Grasstrack IMI Banten 2018 Seri 2 pada 8-9 September 2018 lalu. (doy)

Continue Reading

Berita

Meski Tunanetra, Remaja Putri 11 Tahun Asal Lampung Ini Hafidzah Quran

Published

on

rina maulida

Lampung.co – Meski memiliki keterbatasan fisik tak menjadi hambatan remaja putri asal Lampung berusia 11 tahun ini untuk menghapalkan Al Quran.

Kini, Rina Maulida si remaja penyandang tunanetra dikenal sebagai Hafidzah Quran. Seperti yang ditayangkan di Selamat Pagi Indonesia Metro TV dilansir Lampung.co saat menyaksikan siaran tentang Rina Maulida.

Terlihat, keterbatasan fisik yang terjadi pada putri pasangan Ridwan dan Zulina Wati, warga Desa Condong, Kalianda, Lampung Selatan tersebut tak menghalanginya untuk menghapal Al-Quran setiap hari.

Bahkan, dalam kurun waktu empat tahun Rina belajar mengaji dan menghafalkannya, kini dirinya telah hafal 30 Juz Al-Quran.

Rina memang sudah mengalami keterbatasan sejak kecil dalam membaca dan menulis. Kelainan pada kedua bola mata yang dialami Rina sejak kecil, kini haya bisa digunakannya untuk melihat apa yang ada dihadapannya tak lebih dari jarak 1 meter saja.

Rina yang dikenal sosok yang baik, ramah dan mandiri ini, kalau menonton televisi, Rina lebih menyukai menyaksikan acara keagamaan.

Baginya memang tak ada alasan untuk tidak belajar Agama Islam, apalagi untuk menghapalkan Al Quran. Rina pun belajar mengaji dengan guru ngajinya yang bernama Zaenab, di TPA Al Islan yang tak jauh dari rumahnya.

Sebagai guru ngaji, Ustadzah Zaenab membimbing Rina dengan tekun dan sabar. Sampai akhirnya Rina setiap harinya dapat menghapal 3 sampai 5 ayat suci Al Quran.

Untuk membantu menghapalkan ayat-ayat Al Quran peran sang ibunda saat dirumah juga dengan telaten memberikan bimbingan kepada anaknya tersebut untuk melakukan pengulangan atas apa yang telah dihapalkannya di TPA.

“Rina kalau pulang ngaji ketika mau tidur dihapalkannya lagi ayat-ayat yang telah didapatkannya,” terangnya.

Kini, meski telah hafal 30 juz ayat suci Al Quran, Rina tak berhenti untuk belajar dan terus mengasah hapalannya. Sang guru pun terus memberikan bimbingan kepada Rina hingga diharapkan Rina dapat fasih melantunkan ayat suci Al Quran. (*/goy)

Continue Reading

Banyak Dibaca