fbpx
Connect with us

Pesisir Barat

Ini Harapan Herman Jika Arinal Jadi Gubernur Lampung

Published

on

Nelayan Pesisir Barat

Lampung.co – Herman warga Kampung Seray, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat berharap banyak kepada Arinal Djunaidi jika menjadi Gubernur Lampung. Ia menginginkan pembangunan di segala sektor dapat dimaksimalkan sesegera mungkin. Mulai dari pembangunan infrastruktur, bangunan pemerintahan, perekonomian dan berbagai sektor lainnya dikebut.

“Daerah ini harus berbenah sesegera mungkin untuk mengejar ketertinggalan dari kabupaten lain di Provinsi Lampung,” kata dia kepada Tim Media Jaringan Arinal Berkarya (JAYA), Sabtu (23/12/2017).

Memang untuk sejajar dengan kabupaten lain menurutnya, memerlukan waktu dan biaya yang besar. Namun hal itu harus dilakukan jika Pesisir Barat ingin kebih kompetitif dan berdiri sama tegak dengan daerah lainnya. “Kami mendukung apapun langkah pemerintah dalam memajukan pembangunan di sini, untuk itu dukungan ini perlu ditindaklanjuti dengan program pembangunan yang merata dan tertata,” kata dia.

Hal senada juga disampaikan Saiful warga lainnya. Menurut Saiful, pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat sudah mulai bergeliat dan terus mengalami kemajuan. Menurutnya, pemerintah juga harus mendengar saran dan usulan warga dalam membangun Pesibar. “Libatkan warga dalam membangun karena warga lah yang paling tahu apa saja yang dibutuhkan demi kemajuan daerah yang ditempatinya,” kata Saiful.

Saiful lebih menitikberatkan pembangunan infrastruktur, karena masih banyak wilayah di Pesibar yang harus dibangun akses jalan. “Harus lebih diperbanyak pembangunan jalan baru,” tutupnya.

Begitupun yang disampaikan nelayan Pesisir Barat. Ia berharap pemimpin Lampung ke depan, termasuk Arinal Djunaidi dan Nunik, kalau terpilih harus memikir kemajuan tarap hidup dan kemajuan peningkatan ekonomi para Nelayan.

Sebab menurut beberapa nelayan di Kabupaten Pesisir Barat, Selatan Sumatera ini, dikenal sebagai destinasi wisata selancar kelas internasional bagi para petarung ombak, yang terdapat lebih dari 4000 orang adalah hidup menjadi Nelayan. “Tidak hanya memiliki sejumlah spot dengan ombak kuat khas Samudera Hindia, dan terbukti jadi tuan rumah ajang Krui Pro 2017 yang diadakan oleh World Surf League (WSL). Itu juga kebanggan kami menjadi warga Pesisir Barat,” kata Dirwan (45), saat berkumpul dengan para, Nelayan, di dermaga Pelabuhan Jukung, kepada Tim Media Berjaya, Sabtu, 23 Desember 2017.

Menurut Dirman, jumlah ±4.000 nelayan itu melaut, dan merupakan aktivitas sehari-hari sebagian besar penduduk Pesisir Tengah ini. “Kalo aktivitas memancing biasanya dilakukan mulai dari perbatasan Lemong, Bengkulu sampai ke ujung Pulau Belimbing. Banyak juga yang jaring, nyelam, nombak,” katanya.

Leman, rekan Dirwan, mengatakan mengenai ikan unggulan, Pesisir Barat menggadang ikan Tuhuk atau dikenal dengan Blue Marlin sebagai ikan unggulan. “Biasa diolah menjadi berbagai macam jenis masakan seperti bakso ikan dan gulai,” katanya.

Untuk stok ikan Tuhuk, akan melimpah di bulan Februari – Agustus (musim kemarau). Dengan melimpahnya stok ikan Tuhuk, para nelayan melalui unit dagang mengekspor ikan-ikan ini ke wilayah Muara Baru dan Muara Angke, Jakarta. “Ya kalo melimpah kirim ke Jakarta,” katanya.

Tapi, kata Leman, penjualan Ikan Marlin, Masih secara tradisional, termasuk ikan-ikan hasil tangkapan. “Padahal perikanan Pesisir Barat ini dapat dikatakan menjadi salah satu wilayah prioritas penopang perikanan Indonesia. Ada juga bantuan yang diberikan Kementerian Kelautan kepada Koperasi Nelayan di Pesisir Barat,” katanya.

Ia juga berharap ada peningkatan, baik terhadap fasilitas, dan kesejahteraan Nelayan. “Dulu dari pemerintah ada bantuan unit kapal beserta dengan alat-alatnya. Selain itu, pemerintah pusat juga memberikan bantuan perumahan sekitar meski hanya 70 unit yang siap huni kepada para nelayan,” katanya, yang tergabung di Koperasi Nelayan Pesisir Barat yang juga merupakan pemilik kelompok nelayan kuala stabas UD. LOHAN yang sudah berdiri sejak tahun 2002.

Tidak hanya ikan Tuhuk, di musim kemarau juga banyak ditemukan ikan Tuna di laut Pesisir Barat. Sedangkan untuk musim basah Oktober-Februari, ikan Layur dan Gurita lah yang menjadi hasil tangkapan utama. Tangkapan yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan ±1000 pedagang yang berada di daerah Pesisir Barat. (Rls)

Tim Redaksi media online Lampung.co menerbitkan berita-berita khusus, termasuk berita advertorial. Hubungi tim redaksi melalui email redaksi@lampung.co atau WhatsApp 0811-790-1188

Berita

Nelayan yang Hilang di Pesisir Barat Ditemukan Meninggal Dunia, Ini Penjelasan BPBD

Hermansyah menjelaskan kronologi kejadian berawal pada Minggu (8/7/2023) sekitar pukul 06.00 WIB, Hafis Usman pergi ke laut untuk memancing ikan dengan menggunakan perahu ketek.

Published

on

Jenazah
Ilustrasi Jenazah | Foto: Ist.

Lampung dot co – Pesisir Barat | Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan seorang nelayan, Hafis Usman yang hilang terseret arus ombak saat sedang mencari ikan di perairan Way Jambu, Pesisir Selatan, Pesisir Barat, Lampung.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat Hermansyah mengatakan, korban nelayan yang hilang beberapa lalu itu ditemukan hari ini, Senin (10/7/2023) sekitar pukul 11.40 WIB dalam kondisi meninggal dunia.

Dia menjelaskan bahwa korban tersebut ditemukan terdampar di pinggir pantai, tepatnya di Pekon (Desa) Sukarame, Pesisir Selatan, Pesisir Barat, Lampung. “Ditemukan sudah tergeletak di pinggir pantai Pekon Sukarame, kemungkinan terseret arus,” kata dia.

Kronologis nelayan terseret arus ombak di Pesisir Barat

Dikutip dari JPNN.com, Hermansyah menjelaskan kronologi kejadian berawal pada Minggu (8/7/2023) sekitar pukul 06.00 WIB, Hafis Usman pergi ke laut untuk memancing ikan dengan menggunakan perahu ketek.

“Kejadian bermula sekitar pukul 06.00 WIB ketika korban mencari ikan di laut dibantu saksi yang adalah paman korban M Zairi dan Muslimin, mendorong perahu dari daratan menuju ke tengah laut,” ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, korban berhasil melewati ombak pertama. Namun, ombak kedua terlihat cukup besar menerjang perahu. Korban pun loncat hingga perahu terbalik.

“Setelah loncat dari perahu, korban tidak terlihat lagi, sedangkan perahunya ke pinggir pantai terdorong ombak,” tandas Hermansyah. (*)

Continue Reading

Berita

DPRD Pesibar : Terapkan Lagi Komunikasi Berbahasa Lampung di Kantor

Ali Yudiem menyayangkan generasi muda hingga pejabat di lingkungan pemerintahan Kabupaten Pesisir Barat saat ini banyak yang enggan berkomunikasi menggunakan Bahasa Lampung.

Published

on

Ali Yudiem
Anggota DPRD Pesisir Barat, Ali Yudiem | Foto: Ist.

Lampung dot coPesisir Barat | Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi meminta pemerintah kabupaten untuk kembali menerapkan aturan berbahasa Lampung bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor.

Menurut Wakil Ketua DPRD Pesisir Barat, Ali Yudiem, menerapkan komunikasi dengan bahasa Lampung di lingkungan kerja merupakan upaya menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah Lampung. Apalagi aturan itu pernah diterapkan beberapa tahun lalu.

“Waktu lima tahun yang lalu, Bapak Bupati pernah mewajibkan para pegawai untuk berkomunikasi dalam Bahasa Lampung setiap hari Kamis. Namun saat ini, sepertinya kebijakan tersebut tidak lagi diterapkan,” kata dia dikutip dari Lampost.co, Kamis (22/6/2023).

Dia menekankan bahwa momen peringatan 10 tahun berdirinya Kabupaten Pesisir Barat seharusnya menjadi refleksi evaluasi, termasuk dalam penerapan penggunaan Bahasa Lampung sebagai bahasa lokal di lingkungan pemerintahan.

“Ini merupakan salah satu aspek budaya kita yang mundur saat Kabupaten Pesisir Barat berusia 10 tahun. Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas hal ini? Tugas pemerintah daerah saat ini adalah menjaga dan memperkuat budaya kita,” ujar Ali.

Terkait penggunaan bahasa daerah ini, dia menyayangkan generasi muda hingga pejabat di lingkungan pemerintahan Kabupaten Pesisir Barat saat ini banyak yang enggan berkomunikasi menggunakan Bahasa Lampung.

“Ironisnya, terkadang orang-orang kita sendiri, bahkan yang menjabat sebagai kepala di instansi pemerintah, tidak memberikan contoh kepada bawahan mereka,” ucap Wakil Ketua II DPRD Pesibar itu menyayangkan.

Untuk itu, Ali berharap aturan pemakaian Bahasa Lampung itu dapat diterapkan kembali di Pesisir Barat. Sebab itu jadi salah satu upaya melestarikan bahasa dan budaya, serta merangkul keberagaman yang ada di Indonesia dalam semangat Bhineka Tunggal Ika.

“Juga dengan tetap menjunjung tinggi etika budaya lokal dan berpikir secara global. Jika orang Lampung sendiri enggan menggunakan Bahasa Lampung, maka budaya dan bahasa yang ada di Pesisir Barat akan hilang dengan sendirinya,” tandasnya. (*)

Continue Reading

Berita

Pesisir Barat Diguncang Gempa 4.8 M, Dirasakan Hingga Talang Padang

Lalu di Pekon Seray, Gunung Kemala dan Pesisir Tengah dengan Skala Intensitas II – III MMI. Sementara di Talang Padang, Gisting dan Semaka Kabupaten Tanggamus juga dirasakan dengan Skala Intensitas II MMI.

Published

on

Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi | Foto: Ist.

Lampung dot coPesisir Barat | Gempa bumi tektonik dengan kekuatan 4.8 magnitudo mengguncang wilayah Pesisirbarat, Lampung dan sekitarnya pada Senin (12/6/2023) pukul 16:08:40 WIB.

Hasil analisa BMKG pusat gempa bumi ini di titik koordinat 5.84 LS dan 104.07 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 73 km Tenggara Pesisir Barat, Lampung pada kedalaman 39 km.

Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto mengatakan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Hartanto menjelaskan, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Bengkunat dengan Skala Intensitas III – IV MMI.

Lalu di Pekon Seray, Gunung Kemala dan Pesisir Tengah dengan Skala Intensitas II – III MMI. Sementara di Talang Padang, Gisting dan Semaka Kabupaten Tanggamus juga dirasakan dengan Skala Intensitas II MMI.

“Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut,” kata dia dalam keterangan resmi.

Dia menambahkan, hingga pukul 16:31 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (*)

Continue Reading

Banyak Dibaca