Lampung.co – Setelah reformasi, Undang-undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 rohnya mulai hilang, sehingga ada jutaan hektar tanah kita dikuasai asing.
Sebagian orang Indonesia melupakan apa yang disampaikan dari pembukaan UUD 1945. Padahal, UUD 1945 dalam pembukaannya dibuat karena memahami kondisi Indonesia.
Demikian dikatakan Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo yang menyinggung pasca reformasi jutaan hektare lahan di Indonesia dikuasai orang asing.
Saat Indonesia baru merdeka, lanjutnya, negara ini masih miskin sumber daya manusia, tetapi kaya dengan sumber daya alam.
“Makanya dalam pembukaan UUD tersebut tujuan nasionalnya ada dalam kutipan melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,” kata dia Selasa, (25/6/2019).
Menurutnya, melindungi tumpah darah Indonesia itu bukan hanya manusianya saja, tapi sumber daya alamnya juga dilindungi.
Bahkan, kata di, dalam pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat.
“Pendiri bangsa sudah mewaspadai ini dan mengingatkan agar SDA digunakan sebenar-benarnya,” ujar Gatot.
Selain itu, Gatot pun menyinggung situasi saat ini berkaitan masalah kerja sama ekonomi. Menurut dia, kerja sama ekonomi adalah suatu mufakat yang niscaya memang harus dilakukan.
Namun, dia menekankan, yang perlu diingat adalah jangan sampai ruang hidup rakyat Indonesia ikut diserahkan. Gatot mencontohkan, saat ini etnis Betawi telah terpinggirkan di kotanya di Jakarta.
“Di Sudirman sudah minggir semua,” kata dia dilansir Tempo.co.
Bahkan, Resimen Induk Daerah Militer TNI yang pernah berada di kawasan Ciganjur pun bergeser karena pembangunan. Saat ini, Rindam TNI bergeser ke kawasan Bumi Serpong Damai.
“Sekarang BSD jadi kota geser lagi. Gak tahu nanti ke mana. Ke Pelabuhan Ratu kali nanti,” imbuhnya.
Gatot pun mengingatkan agar rakyat Indonesia terus waspada. Ia kembali memberi contoh bahwa etnis Indian di Amerika hilang di tanah lahirnya sendiri.
Selain itu, etnis Melayu Singapura juga sudah ke pinggir. “Siapa lagi. Kalau bukan kita-kita harus siapa lagi yang berjuang,” ujarnya.
Belum lagi, Gatot Nurmantyo menambahkan, tenaga kerja yang diimpor ke Indonesia. Setiap penduduk dunia, kata dia, bisa tinggal di mana pun juga asal dapat izin.
“Ini yang saya katakan bisa merugikan jika kita tidak waspada. Sebab mereka pindah ke suatu negara sudah mempersiapkan skill. Apalagi kita juga menerapkan bebas visa,” ujarnya. (*)
You must be logged in to post a comment Login